Sebulan sudah kita bertemu Ramadan. Kini Ramadan sudah pergi meninggalkan kita semua. Di satu sisi kita bahagia merayakan kemenangan. Tapi di sisi lain, ada rasa sedih yang tersisa. Karena bulan yang penuh berkah dan longgar pahala telah pergi. Sementara kita, sudahkan maksimal dalam memanfaatkan momentum yang Allah berikan pada kita?
Bulan Hijriyah terdiri dari 12 bulan. Ada satu bulan yang dimana Allah memberikan keberkahan, kemulian, ampunan. Di situ ada malam seribu bulan (Lailatul Qadar). Di turunkannya Al Qur’an. Ada juga peristiwa perang Badar. Bulan itu adalah bulan Ramadan. Kedatangan bulan Ramadan hanya sekali dalam 12 bulan. Sebulan penuh Ramadan akan menemani umat Islam dan tidak hanya ditemani, tapi umat Islam diberikan segalanya, banjir pahala. Semua itu dilipat gandakan. Masyaa Allah tabarakallah.
Namun sayang, satu bulan yang istimewa itu suka dilupakan dan diabaikan umat Islam yang tidak beriman. Mereka menyambut kedatangannya hanya ikut-ikutan saja. Setelah itu, mengabaikan hari-hari yang hanya sebulan itu dengan hal yang sia-sia. Mereka merasa berat melaksanakan perintah Allah dan Rasul-nya untuk menuruti aturan di bulan Ramadan. Yaitu, untuk berpuasa di siang hari ( menahan lapar dan haus serta meredam hawa nafsu dari apa pun itu, termasuk melakukan zima di siang hari dikala sedang berpuasa, selama satu bulan. Apabila melanggar maka berdosa.
Di bulan Ramadan, semua amal kita dan apa yang kita perbuat berpahala, tidurnya saja berpahala. Tapi sayang ya, kalo hanya tiduran saja tanpa melakukan apa-apa. Allah sudah menyediakan pahala yang berlimpah bahkan dilipat gandakan, kita biarkan begitu saja.
Mumpung Allah masih memberikan kesempatan dan waktu untuk kita bertemu lagi dengan bulan Ramadan. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan tujuan memperbaiki diri dan ibadah serta memperbanyak amal di bulan Ramadan. Supaya kita menjadi hamba yang lebih baik lagi.
Kenapa dari 12 bulan Hijriyah ada satu bulan yang mengharuskan berpuasa, sementara yang 11 bulan manusia bebas makan, minum dan bebas melakukan apa pun yang mereka kehendaki? Dengan Allah memberikan satu bulan untuk berpuasa yaitu di bulan Ramadan, betapa sayangnya Allah pada kita sebagai hambanya. Dengan 11 bulan manusia bebas makan, minum, berbuat seenaknya tanpa batas.
Yang satu bulan tersisa, Allah sediakan untuk menguras apa yang sudah kita makan, minum dan perbuat. Agar jasmani dan rohani kita kembali bersih. Dengan puasa dari setelah azan subuh sampe datangnya azan magrib bisa menguras makanan dan minuman, serta perbuatan yang halalan toyibaban yang ada dalam tubuh kita, maupun apa yang kita perbuat baik ucapan maupun tingkah laku.
Perbuatan yang kita lakukan selama 11 bulan, begitu menumpuk. Di bulan Ramadan ini, kita bersihkan dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah dan memperbaiki diri, perbanyak amal dan sedekah. Di akhiri dengan zakat fitrah menjelang akhir Ramadan. Zakat fitrah untuk membersihkan segala yang ada dalam diri kita.
Membersihkan isi perut dari makanan dan minuman yang tidak halalan toyibaban. Membersihkan mata dan telinga dari kemaksiatan pandangan dan pendengaran yang seharusnya tidak kita lihat dan dengar. Membersihkan hati dari suudhan pada orang lain. Membersihkan pikiran kita dari pikiran maksiat.
Ramadan sudah pergi, tapi kebiasaan yang dilakukan di bulan Ramadan harus diaplikasikan di bulan-bulan berikutnya. Kita Istiqomahkan, bahkan harus ditingkatkan, walau berasa berat untuk mempertahankannya. Tapi kita harus bisa, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Laa haula wa laa quwwata illaa billahi.
