Manusia lahir ke dunia ini bersama dengan takdirnya. Sejak dalam kandungan Allah SWT telah mempersiapkan apa saja yang menjadi takdirnya nanti, dari mulai jodoh, rizki, bahagia, maupun ajal menjemput. Setidaknya kita sebagai insan yang mulia diharuskan untuk selalu taat dan patuh pada perintah Allah SWT. Selain itu juga kita sebagai orang beriman sudah sepantasnya untuk selalu percaya pada rukun iman yang ke 6 yaitu beriman pada qodho dan qodarnya Allah SWT, jangan sampai selama kita hidup di dunia ini merasa bahwa apa yang sedang kita jalani seolah-olah bukan berdasarkan takdirnya.
Kita hidup di dunia ini tentu bersama takdirnya dan kita pun di wajibkan untuk mengimani pada takdir yang Allah sudah tetapkan. Sebagaimana dalam firman Allah:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan al-qadar (takdir)” (QS al-Qamar: 49).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Para Imam Ahli Sunnah berargumentasi dengan ayat yang mulia ini atas (wajibnya) menetapkan takdir/ketetapan Allah yang mendahului semua makhluk-Nya, yang berarti (meyakini bahwa) Dia maha mengetahui segala sesuatu sebelum terjadinya, dan Dia telah menuliskannya (dalam al-Lauhul mahfuzh) sebelum Dia menciptakannya.
Jadi sebelum kita di lahirkan ke dunia ini, maka takdir kita pun telah Allah tetapkan. Allah juga maha tahu atas apa yang terjadi dan yang akan terjadi. Selama kita dalam kandungan pun Allah telah menetapkan jalan takdir hidup kita. Dan yang terpenting setiap langkah demi langkah itu adalah takdir yang telah Allah tetapkan.
Begitu juga halnya ketika Allah telah menghadirkan seseorang di hidup kita. Ia yang selalu datang di waktu yang tepat ketika kita memerlukan pertolongan. Allah telah menghadirkan ia ke dalam kehidupan kita dengan tujuan agar semua tahu bahwa yang telah hadir belum tentu menjadi sebuah takdir.
Dihadirkan seseorang yang senantiasa ada untuk kita dalam apa pun segala kesulitan kita, itu adalah hal yang sangat beruntung bagi Sebagian orang. Ia hadir dengan segala kerendahan hatinya, kebaikannya, dan bahkan keikhlasannya. Tak mudah kita temukan orang seperti itu. Terkadang ada yang hadir namun sebatas singgah, singgah dalam relungan qalbu yang tak jarang mulai membekas di hati. Selain itu juga terkadang hadir hanya untuk membuat kekecewaan di hati. Terkadang hadir hanya untuk berpura-pura ikhlas dan membantu padahal mempunyai maksud tertentu. Tapi ada juga yang hadir dengan kelembutan dan kerendahan hatinya. Ia datang dengan sepenuh jiwa dan raganya hanya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Namun tak jarang segala hal yang hadir itu menyisakan begitu banyak tanya dan luka. Entah kita hanya terbawa oleh perasaan atau kita kurang bijak dalam mengolah logika.
Tak jarang hati pun ikut bergejolak dalam hal itu, apakah kita terperangkap di situasi yang salah atau kita merasa kurang dalam mengolah sebuah perasaan. Tidak ada yang tahu bagaimana hati itu berjalan maupun bertindak, karena kehadiran itu terkadang membuat kita larut dan terhanyut dalam perasaan yang sangat dalam.
Percaya atau tidak terkadang kita terlalu sering larut dan terhanyut dalam sebuah perasaan. Perasaan itu terkadang yang membuat kita terperangkap dalam situasi yang salah. Kadang juga kita terlalu mengedepankan ego untuk menggapai hal yang diinginkan. Oleh karena itu sebisa mungkin kita harus bisa mengendalikan ego kita agar kita tidak mudah terjebak dalam perasaan yang salah.
Ia yang hadir mungkin hanya sebatas hadir dan tak bisa untuk menjadi takdir. Selain itu ada juga yang hadir untuk menjadi takdir. Entah bagaimana hal itu terjadi, karena semua itu terjadi atas kehendaknya. Ketika Allah telah menetapkan sesuatu yang baik untuk kita, maka itu akan menjadi jalan dan milik kita. Akan tetapi jika Allah belum menetapkan itu untuk kita maka berusahalah untuk ikhlas dan menerima segala ketetapannya. Karena kita tak pernah tahu bagaimana kisah perjalanan kita selama di dunia ini.
Dihadirkan dengan seseorang yang selalu mengingatkanmu akan jalan yang baik dan bisa mendekatkanmu dengan Rabb-Mu adalah hal yang sangat mulia, karena tak jarang kita temui dengan seseorang yang seperti itu.
Hadir bukan sebagai takdir bukanlah sebuah alasan atau kebetulan. Ia memang dihadirkan hanya untuk membantu kita untuk selalu dengan sang pemiliknya, begitu pun dengan hadirnya kita untuknya adalah sama-sama belajar bahwa tidak semua yang hadir harus dimiliki dan juga di dapatkan. Ketika ia hadir adalah takdir maka itu adalah hal yang menjadi reward bagi kita, karena bisa jadi dengan hadirnya ia di hidup kita akan membawa manfaat dan maslahat untuk hidup kita. Akan tetapi Ketika yang hadir bukan sebagai takdir maka bersyukurlah juga, mungkin itu adalah teguran bahwa ia bukanlah yang terbaik untuk kita.
Percayalah segala sesuatu itu sudah ada jalan takdirnya masing-masing. Ia yang pernah hadir semoga menjadi perantara kita untuk menjadi lebih baik, karena tidak ada yang tahu bahwa setiap perjalanan kita di dunia ini pasti ada campur tangan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Yang terpenting adalah kita harus selalu berhusnudzon kepada Allah karena telah menghadirkan seseorang yang dapat menuntun kita untuk menjadi lebih baik lagi.
Sejatinya perbanyaklah untuk selalu bersyukur agar apa yang telah kita lihat, kita alami, kita jalani, dan hadapi selalu memberikan makna positif dan hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup. Kerena kita tak pernah tau bahwa ada banyak sekali pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil saat kitab bisa mengevaluasi dan bermuhasabah diri atas apa yang terjadi setiap harinya.
Sekedar hadir bukan takdir mungkin itu adalah cara Allah untuk saling menjaga satu sama lain, agar senantiasa kita dipertemukan dan dikuatkan dengan kekuatan yang maha dahsyat yaitu kekuatan doa. Karena dimanapun kita berharaplah untuk selalu ada dalam lindungan dan keberkahan-Nya.

0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar