Pemimpin Baru Pemimpin Harapan Baru, Bisakah Dalam Bingkai Demokrasi?
Beberapa waktu lalu, pergantian pemimpin dianggap sebagian orang sebagai haparan baru adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam anggapannya keberhasilan berada di dalam individu pemimpin. Keberhasilannya dipengaruhi oleh person atau individu dan juga sistem yang digunakan.
Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, baru saja menyelesaikan pemilu yang sangat dinantikan oleh jutaan rakyatnya. Setelah proses panjang yang melibatkan kampanye intens, dapat publik dan partisipasi warga negara yang antusias. Indonesia kini menyambut pemimpin barunya. Presiden terpilih ini di harapkan membawa angin perubahan,membawa visi yang segar, serta menjawab tantangan besar yang dihadapi bangsa. Mulai dari ekonomi, politik, hingga isu lingkungan. Dalam era globalisasi dan perubahan geopolitik yang dinamis. Bagaimana sosok presiden baru ini akan memimpin Indonesia masa depan yang lebih sejahtera dan stabil menjadi pertanyaan yang ditunggu-tunggu oleh banyak pihak baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mengusung visi Bersama Indonesia Maju Menjadi Indonesia Emas 2045. Prabowo – Gibran yakin hanya dengan persatuan, kesatuan dan kebersamaan bangsa ini bisa mencapai cita-cita Indonesia Emas. Minggu, 20/10/2024. ANTARANEWS.
Presiden dan wakil presiden terpilih bercita-cita menjadi Indonesia Emas 2045, apa iya bisa? Sekarang saja anak-anak remaja semakin jauh dari pendidikan, bahkan ada salah satu siswa ditanya pelajaran perhitungan ada yang tidak mengetahui dengan alasan gugup. Bagaimana anak-anak generasi bangsa merasa gugup ditanya pelajaran yang sudah menjadi makanan sehari-hari di sekolah. Bisa jadi ini pertanda penurunan prestasi generasi. Sungguh Indonesia hari ini sudah Indonesia cemas. Apabila cara pendidikan seperti ini dibiarkan anak-anak dengan pembelajaran seperti ini, anak-anak tidak di persiapkan dalam sistem belajar yang bisa membangkitkan para pemuda untuk mau belajar dan tidak ada motivasi dari orangtua dan para guru, akankah menjadi Indonesia Emas? Namun selama sistemnya masih sama, demokrasi kapitalisme tidak akan mengalami perubahan, malah makin parah. Pasalnya sistem yang diterapkan kini, adalah sistem yang cacat sejak lahir, sistem yang rusak dan merusak. Berbagai problem di dunia saat ini, adalah akibat buruk penerapan sistem.
Untuk memperbaiki sistem yang buruk itu harus lah ada perjuangan dalam mewujudkannya. Dalam mekanisme Islam inilah harapan kehidupan yang lebih shahih, yaitu sistem Islam yang datang dari Dzat Yang Maha Mengetahui yakni Allah SWT. Penerapan aturan Allah yang juga akan mendatangkan keberhasilan dalam hidup. Islam menetapkan 7 syarat kriteria pemimpin sebuah negara haruslah seorang pemimpin : Pertama, Laki-laki. Laki-laki bukan perempuan. Kedua. Islam, Islam bukan dari agama lain. Ketiga, Merdeka. Merdeka yang tidak tertekan oleh siapa atau pihak manapun. Keempat, Berakal. Berakal yang berpikiran cerdas dalam berpikir untuk kesejahteraan rakyat, dan bukan orang yang sakit jiwa. Kelima, Mampu. Mampu untuk menjalankan tugas negara dan mampu memilih orang-orang yang akan membantu dalam negara sesuai dengan keahlian masing-masing. Keenam, Baligh. Baligh yang bisa membedakan benar dan salah sehingga bisa menentukan dalam mengambil keputusan. Ketujuh, Adil. Adil dalam mengambil keputusan dengan bijak. Islam juga menetapkan tugas pemimpin negara dan melaksanakan sistem Islam secara Kaffah dan berperan sebagai ra’in dan junnah bagi rakyatnya. Wallahu’alam bishowab.
Penulis. Reni Tresnawati