*Kesejahteraan Ibu, Sosok Pahlawan yang Kerap Terlupakan*
Ibu. Kehadiran seorang ibu mampu membuat ketenangan, ketentraman bagi keluarganya, menjaga anak-anaknya, pengurus rumah tangga, dan mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi generasi Islam yang tangguh.
Namun, fakta hari ini tidak demikian. Ibu berubah menjadi sosok yang menakutkan. Karena pengaruh fun, food, fashion. Saat ini, banyak ibu yang tidak peduli dengan pendidikan agama anaknya bahkan tidak mengenalkan bagaimana menutup aurat pada anak perempuannya.
Disisi lain, ada ibu yang tega membunuh anaknya sendiri, membuang bayi yang baru dilahirkannya, dan ada ibu yang karena tidak mampu menghidupi anak-anaknya justru mengajak anak-anaknya bunuh diri. Akhirnya ibu hadir menjadi pembunuh bagi anak-anaknya.
Lalu, apa yang menjadikan ibu yang seharusnya menjadi sosok yang membawa ketenangan dan pencetak generasi tangguh berubah menjadi sosok pembunuh yang menakutkan?
Ustadzah Umi Hamzah pengisi tetap ajang “Keluarga Sakinah” menjelaskan banyak fakta yang terjadi karena jebakan sistem yang membuat ibu terjerumus dengan pemikiran-pemikiran ala feminisme, dan juga ibu saat ini mendapatkan beban tambahan yaitu harus ikut bertanggung jawab didalam menyelamatkan kondisi ekonomi keluarganya. Inilah yang akhirnya membuat ibu tidak lagi bisa optimal dalam menjalankan perannya sebagai pencetak generasi Islam yang tangguh.
Fakta kehidupan hari ini, guncangan ekonomi, biaya hidup yang tinggi, biaya pendidikan yang mewah, biaya kesehatan yang mahal, pada saat suami tidak lagi mampu untuk memenuhinya akhirnya membuat seorang ibu turut serta bertanggung jawab untuk mencari pemasukan tambahan.
Seorang pemimpin hebat yang berjihad dijalan Allah, yang berjuang meninggikan kalimat-kalimat Allah adalah lahir dari keluarga. Karena itu, Islam menjadikan tugas pokok kaum perempuan sebagai _ummu warobbatul bait dan ummu ajyal_. Islam telah mengatur hukum untuk perempuan yang akan menjadikan jaminan bagi proses tumbuh kembang anak sehingga anak akan menjadi manusia yang terarah.
Dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah menggambarkan ‘surga berada dibawah telapak kaki ibu’. Di dalam hadits ini menggambarkan bahwa anak sholeh atau sholehah tergantung bagaimana cara ibu mendidiknya. Ketika ibu memberikan pendidikan dengan baik maka kemungkinan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sholeh atau sholehah. Sebaliknya, ketika ibu keliru dalam mendidiknya maka anak juga akan tumbuh dewasa jauh dari Islam.
Banyak tokoh-tokoh teladan seperti Imam Syafi’i atau imam madzhab yang kita kenal, di balik kehebatannya ada peran ibu yang senantiasa mendukung, mendidik, serta mendampingi didalam setiap langkah belajarnya sehingga mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi ulama besar dan hebat. ini ditopang dengan sistem yang baik.
Sosok ibu, sosok yang dimuliakan oleh Islam dengan segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Termasuk aturan dalam mencari nafkah yang hanya dibebankan kepada laki-laki, ayah atau suami. Didalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233, disebutkan bahwa kewajiban ayah untuk memberikan nafkah.
Oleh karena itu, Islam mengatur tanggung jawab nafkah kepada laki-laki dan Allah SWT
mengamanahkan pengaturannya kepada pemimpin. Di dalam Islam dikenal dengan Khalifah.
Seorang khalifah akan mendorong semua laki-laki yang sudah baligh, berakal dan mampu, untuk supaya bekerja, untuk menafkahi dirinya dan juga keluarganya. Negara memiliki tanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang halal dan membangun iklim yang berkualitas untuk berkembangnya usaha halal.
Tetapi, seorang ibu ketika laki-laki atau suaminya terhalang karena cacat misalnya, dan tidak mampu untuk mencari nafkah, maka negara akan mengatur yang menjadi ahli warisnya untuk memenuhi kebutuhan dari ibu. Negara melakukan pengawasan dan apabila kebutuhan pokok mereka belum terpenuhi maka negara akan bertanggung jawab memenuhinya, menggunakan harta yang berasal dari kas Baitul Mal termasuk harta zakat.
Maka di dalam Islam seorang ibu tidak diberikan beban tanggung jawab bekerja untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi, suami yang menjadi penanggung jawab utama. Jika suami tidak ada maka beralih kepada keluarganya. Jika keluarganya tidak ada maka negara yang akan menjaminnya. Sehingga seorang ibu bisa fokus di dalam membina dan memberikan pengajaran kepada anak-anaknya .
Dan negara wajib memenuhi kebutuhan rakyat yang lainnya seperti: pendidikan, kesehatan, ataupun keamanan. Negara wajib memenuhinya secara langsung. Inilah mekanisme yang ada didalam Islam untuk menjaga kewarasan ibu. Untuk menjaga ibu agar ibu mampu menjalankan perannya secara optimal. Dan untuk itu dibutuhkan adanya support sistem, support dari negara untuk bisa terwujud semua ini. Wallahu’alam.
Resume Kajian On-Air Ajang Keluarga Sakinah DSK 103, 2 FM
Jumat, 11 November 2022
Writer: Tia Febriani