Pemuda Hebat Islam Kuat

Pemuda Hebat Islam Kuat

*Semangat muda walaupun usia sudah tidak muda lagi* kalimat itu yang pertama diucapkan ustadzah pada awal ceramahnya.

Pemuda adalah kuat yang bersemangat, berusia muda sekitar 16 – 30 tahun. Untuk menjadi pemudah yang anugrah maka harus dimunculkan pemuda yang kuat. Pemudah hebat tidak bisa di standarisasikan dengan kekuatan fisik sick pack, followers banyak. Di tengah tantangan zaman, pemuda hebat dalam Islam adalah sosok yang mampu membawa perubahan positif. Dia memiliki iman yang kokoh, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tulus. Kualitas ilmu yang luas. Dengan semangat belajar yang tinggi, dia mengejar ilmu pengetahuan, baik agama maupun ilmu umum, untuk memperkaya wawasan dan keterampilan.

Iman yang kokoh akan menunjukinya kepada ketakwaan terhadap Allah SWT. Untuk pemuda hari ini harus memperbaiki adalah iman dan taqwa, bukan follower yang banyak, bukan pendidikan akademiknya saja yang tinggi. Selain Iman yang kokoh dan takwa yang kuat pasti akan menjurus ke ketakwaan dan keimanan serta harus ditumbuhkan dan dipelihara ketakwaan dan keimanannya supaya tumbuh subur takwa dan imannya kepada Allah.

Pemuda ini juga dikenal karena akhlak mulianya. Dia selalu bersikap jujur, adil, dan penuh kasih terhadap sesama. Keterlibatannya dalam kegiatan sosial mencerminkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Dia berani mengambil inisiatif untuk membantu mereka yang membutuhkan, mengedepankan nilai-nilai kebaikan.

Pemuda harus memiliki jiwa kepemimpinan, pemuda ini mampu memotivasi dan menginspirasi teman-temannya. Dia tidak hanya sekadar berbicara, tetapi juga menunjukkan tindakan nyata dalam membangun komunitas yang lebih baik. Kemandirian dan kreativitasnya membantunya menghadapi berbagai tantangan dengan solusi yang inovatif. Kesadaran globalnya membuatnya peka terhadap isu-isu yang dihadapi dunia, dan pemuda berusaha untuk memberikan kontribusi yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Dalam segala aktivitasnya, pemuda lebih mengutamakan keimanan dan ketakwaan) dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dalam pekerjaan kepada Allah.

Dengan karakter seperti ini, pemuda hebat dalam Islam bukan hanya menjadi inspirasi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi generasi mendatang.

Siapa yang wajib untuk mendidik anak-anak untuk memelihara menjadi pemuda hebat?

1. Keluarganya terutama orangtuanya. Orangtua yang harus mendidik agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang bertakwa dan beriman kepada Allah. Namun, sekarang orangtua malah menghancurkan anak-anaknya. Seperti, menggagahi dan mencabuli anak-anaknya sendiri. Naudzubillah.

Hari ini istri juga kurang bertanggungjawab terhadap anak-anaknya. Istri lebih mementingkan membantu suami untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, atau istri yang bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup anak dan suaminya karena suaminya sendiri tidak mau bekerja atau suaminya susah mencari pekerjaan sebab berkurangnya di lapangan pekerja dan kebanyakan perempuan yang diterima bekerja. Sementara anak-anaknya dididik oleh lingkungannya tempat anak main. Sedangkan lingkungannya sudah teracuni oleh didikan sosial media yang ilmunya tidak disaring. Sekarang sekolah anak-anak sudah kurikulum merdeka, yang membebaskan dalam pelajaran terserah siswa, anak-anak hari ini menurut survei dilapangan ternyata anak-anak sekarang tidak bisa apa-apa dan sekolah sekarang sudah dipersiapkan setelah lulus sudah siap kerja. Mau siap kerja bagaimana kalau para pemudanya masih banyak kekurangan dari segi kemampuan dan mental juga bisa jadi menjadi mental lembek. Pemuda sekarang ini generasi strawbery, kelihatan dari luar bagus tapi dari dalam lembek, dan inilah sistem yang salah.

2. Harus ada lingkungan yang kondusif, baik itu untuk sekolah maupun di tempat main. Sekolah hari ini tidak ada yang mencetak pemuda yang bertatakrama dan menjunjung norma-norma agama yang berakhlak mulia yang dipenuhi keimanan yang bertakwa. Tetapi, saat ini yang ada hanya sekolah yang membahayakan. Misalkan, ada guru yang mencabuli muridnya, murid yang tidak ada sopan santunnya kepada gurunya. Orangtua yang ikut campur dalam permasalahan anaknya, padahal anak di sekolah sedang di didik oleh gurunya. Sekarang hanya lah ada sekolah yang kurikulumnya mencetak pekerja saja, buhkan ada ketika sudah lulus sekolah susah mencari pekerjaan, kalaupun diterima kerja atau apabila mau masuk harus dengan menyuap (riswah). Untuk hari ini aktivitas pacaran dibiarkan, eksistensi waria menjadi hiburan. Makanya sekarang lebih banyak yang hidup sebagai 1637. Banyaknya produk-produk luar negeri yang menawarkan ditengah-tengah masyarakat, sehingga banyak orang yang konsumtif, memudahkan untuk hidup hedon. Gaya hidup sekarang sangat terbuka, sehingga melemahkan keinginan para pemuda untuk mencari ilmu. Karena pikirannya lebih digunakan untuk bergaya hidup hedonis. Kondisi para pemuda saat ini bukan kondisi yang kita anggap wajar tapi kondisi ini malah dianggap buruk dan ini harus diperbaiki dengan keimanan dan ketaqwaan para pemuda kepada Allah. Jadilah Islam yang bisa menjadikan para pemuda kuat dan hebat. Islam itu bukan hanya casing saja. Tapi kita hadirkan para pemuda kepada pembinaan-pembinaan agar menginstal pada diri anak-anak dan mengokohkan ketakwaan dan keimanan dalam perhalqohan (belajar) yang Islam ideologi, sehingga kalau sudah terinstal dari pembinaan in syaa Allah para pemuda akan menjadi kokoh ketakwaannya baik ada orangtua maupun tidak ada orangtua.

 Islam janganlah dijadikan casing saja, tapi harus dijadikan Islam secara ideologi. Agar para pemuda bisa mengembalikan Islam di tengah-tengah masyarakat dan mewujudkan peradaban yang cemerlang. 

 

Reportase MTR shoffa Karawang 

Penulis: Reni Tresnawati 

0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar
Rekomendasi
SKINCARE BEGINNERS

SKINCARE BEGINNERS

/
Apa skincare favorit beauty's? Produk skincare dari berbagai merek sangat banyak dipasaran. Terlebih anak muda ...
DIARY HITAM-ku

DIARY HITAM-ku

/
Tiga hati yang saling menyimpan rahasia, hingga menjadikan 3 peran itu harus terikat satu sama ...