
PINJAM BUKU
Baca buku harian mulai dari SERIBU RUPIAH sudah bisa baca dan nikmati fitur 3D Book
Brithday
Pukul menunjukkan 00.00 ponsel Fiona terus berdering. Sehingga membuat Fiona terbangun dan langsung mengambil ponselnya. Dengan membuka matanya secara perlahan, Fiona melihat notif yang berada dilayar ponselnya. Betapa senang hatinya bahwa ternyata itu pesan dari sang kekasih yaitu Farrel, dengan hati yang berbunga-bunga Fiona langsung bangun dan duduk diatas tempat tidur seraya membaca pesan dari pacarnya tersebut. Sambil tersenyum-senyum Fiona membaca pesan tersebut, dan melihat rekaman video yang dikirimkan oleh Farrel, yang ternyata hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 21 tahun. Fiona terkejut dan langsung melihat kalender yang berada di meja kamarnya, “Ya ampun…iya bener ini hari ulang tahun gue”. Fiona langsung menghubungi Farrel.
Farrel mengangkat telpon dari Fiona, “Hallo sayang,…” ucap Farrel. Fiona tersenyum “Hallo…sayang, Thanks ya, sumpah aku lupa banget, kalau hari ini hari ulang tahun aku,”ucap Fiona yang masih berbunga-bunga. “Maaf ya…aku gak bisa, berada didekat kamu” ucap Farrel tersenyum.
Fiona berjalan mendekati jendela kamarnya “Iya… aku ngerti kok, kamu kan masih diluar kota untuk ngurusin kerjaan kamu, yang penting kamu harus baik-baik aja ya disana…” tersenyum lebar. “Pasti, kamu juga ya, jaga kesehatan disana… oh ya, aku udah nitipin kadonya sama Lyra..” ucap Farrel. ”Ya ampun sayang…, thank you so much…, tapi aku tuh sebenernya gak ngeharapin hadiah dari kamu, aku Cuma mau kamu disini,” ucap Fiona. “Sabar ya…aku masih banyak kerjaan disini, yaudah ya kamu tidur lagi, masih malem nih, aku gak mau… kamu sakit ok” ucap Farrel.
“Iya…sayang, aku akan selalu nungguin kamu kok, huft… sebenernya, aku masih ingin ngobrol lebih lama lagi sama kamu, tapi….-”ucap Fiona dengan manja.“Udah dong… jangan sedih gitu, yaudah ya, Happy britday sayang, Love you…” ucap Farrel, Fiona mencoba tersenyum ”Iya…love you too sayang”. Mereka menutup telponnya.
Fiona berjalan ketempat tidurnya, dan meletakkan ponselnya dimeja, ia melihat foto dirinya dengan Farrel yang berada di meja kamarnya. Fiona tersenyum dan mengambil foto tersebut, ia mengingat saat Farrel pertama kali menyatakan cinta kepada dirinya, Fiona tersenyum-senyum mengingat moment kejadian tersebut, betapa romantisnya Farrel saat itu.
Fiona berbaring sambil memegang foto tersebut, “Sekarang, kenapa gue ngerasa kalau Farrel… agak berubah ya…”gumam Fiona. Fiona bangun dan ia menaruh foto tersebut dimeja. Tiba-tiba, terdengar suara berisik diluar kamarnya, Fiona penasaran dan ia mencoba mendekati pintu kamarnya tersebut. Ia berjalan dengan pelan-pelan dan mendekatkan telinganya kepintu kamarnya itu, suara berisik itu semakin terdengar jelas, sehingga membuat Fiona semakin penasaran “Suara apa sih…”.
Dengan rasa penasaran, Fiona langsung membuka pintu kamarnya, dan terlihat bahwa ada sahabatnya yaitu Lyra dengan kedua orang tua nya dan juga dengan teman-temannya yang lain. Mereka membawa kue tart dan juga membawa snow spring lalu mereka semua berteriak “Surprise….” sambil menyemprotkan snow spring tersebut ke-arah Fiona.
Betapa terkejutnya Fiona saat tau bahwa semuanya ternyata memberikan kejutan kepada dirinya. “Oh may god… thanks semuanya” ucap Fiona seraya memeluk kedua orang tuanya “Thanks mah…pah…”, Mamahnya tersenyum “Iya…sayang…Happy Britday ya…” lalu mencium pipi Fiona, dan Fiona pun membalas ciuman tersebut kepada mamahnya.
“Happy brithday Fiona sayang ”ucap papahnya, “Em… thanks papah” ucap Fiona dengan senyuman, seraya memeluk papahnya. “Pokoknya diusia kamu yang sudah 21 tahun ini, kamu harus semakin dewasa”ungkap papahnya, Fiona melepaskan pelukkanya dan tersenyum kearah papahnya “Iya…pah ,…”.
Lyra memegang kue tartnya “Yaudah kalau gitu, sekarang… harus make you wish dulu”. Fiona menutup matanya, dan berharap agar bisa bersama-sama terus dengan semua orang-orang yang ia sayangi dan orang-orang yang menyangi dirinya, dan ia juga berharap agar hubunganya dengan Farrel akan terus bahagia, Fiona membuka matanya dan meniup lilin-lilin tersebut.
“Ye….kalau gue boleh tau, wish nya apaan sih…” Lyra meledek Fiona, Fiona tersenyum “Ih…kepo deh lo”, “Yang pasti… soal Farrel ya” ucap papahnya yang ikut meledek Fiona. “Ih… papah tau aja deh” ucap Fiona tersipu malu, kedua orang tuanya pun meledek Fiona dan papahnya berbicara seraya membelai rambut Fiona “Yang pasti,… do’a mamah dan papah, kamu selalu menjadi yang terbaik dan selalu menjadi kebanggaan papah dan mamah”, Fiona terharu ia mencoba menahan airmata bahagianya, dan mengangguk.
“Yaudah kalau gitu, mamah dan papah kebawah dulu ya,…” ucap mamahnya. “Iya..tante.. om..” ucap Lyra. Kedua orang tua Fiona pun pergi lalu menuruni tangga.
“Sumpah ya… gue gak tau kalau kalian bakalan buat kejutan kaya gini,” ucap Fiona yang masih terkejut. Lyra “Ya ampun…Fi, lo kaya baru pertama kali kenal gue aja, kita temenan udah berapa tahun sih…” ucap Lyra,”Iya…, iya tapi kan biasanya kalian tuh kalau ngasih surprise, ga pernah tengah malam kaya gini,” ucap Fiona.
”Ya karna Lyra tau Fi… lo itu susah banget kalau dibangunin” ucap Lina. Fiona hanya nyengir mendengar perkataan dari Lina. “Iya… kali ini tumben nih, tengah malam udah bangun, hayo,… pasti Farrel abis nelpon lo kan…” ledek Lyra. Fiona hanya tersenyum tersipu malu, dengan teman-temannya yang meledek dirinya.“Eh,…..udah… udah… yuk kita makan kuenya” ucap Vina, “Ih…kerjaan lo makan aja, hu…” ujar Lina, “Ya kan…mubazir kalau gak dimakan Lina…” ucap Vina “Yaudah…yaudah…, kita lanngsung masuk kekamar gue aja yuk,” ujar Fiona seraya tertawa melihat tingkah kedua temannya tersebut.
Mereka masuk ke kamar Fiona dan memotong kue tart tersebut, lalu mereka pun memakannya bersama. Fiona bahagia melihat semua teman-temannya, ia tertawa melihat vina dan Lina yang rebutan kue tersebut sedangkan Lyra, yang mencoba melerai mereka malah didorong oleh Vina dan akhirnya, wajah Lyra terkena kue itu. Mereka pun malah bermain-main, saling mencoletkan kue tersebut kewajah satu sama lain.
Fiona hanya tertawa melihat tingkah teman-temannya tersebut, ia menoleh ke-arah meja yang berada didekatnya, dan melihat foto dirinya bersama Farrel, seketika tawanya berubah dan Fiona mulai terdiam.
Lyra yang sedang asik bermain bersama Lina dan Vina, ia teringat akan Fiona “Eh,…bentar…bentar,bentar,.. yang ulang tahun mana nih” menengok kanan kiri. Lina melihat Fiona “nah.. itu Fiona” ujar Lina seraya menunjuk ke-arah Fiona, “Kenapa tuh Fiona…??” ucap Vina, “Pasti galau, karna gak ada Farrel” ujar Lina seraya melipat kedua tangannya.
Lyra yang melihat Fiona hanya terdiam, sambil memandangi foto tersebut, akhirnya ia mendekati Fiona “Bentar ya gyus… gue mau deketin Fiona dulu” berjalan mendekati Fiona “Fi…” panggil Lyra seraya memegang pundak Fiona. Fiona pun menoloeh ke-arah Lyra, “Pasti lo mikirin Farrel ya..” ucap Lyra. Fiona tersenyum kecil “Gak kok, tadi dia udah nelpon gue, kalau masih ada kerjaan yang harus dia selesain jadi dia gak bisa nemuin gue” ujar Fiona, “Serius lo gak papa??” ucap Lyra, Fiona membuang nafasnya “Iya…gue gak papa”.
Vina dan Lina mendekati Fiona. “Yaudah… kalau lo gak kenapa-napa, happy dong kan sekarang hari ulang tahun lo masa lo galau sih…” ujar Lina. Vina mengangguk dan tersenyum “Mendingan kita abisin kuenya…” seraya memakan kue tersebut, “Mubazir tau kalau gak diabisin” ucap Vina, “Hu… makanan aja pikiran lo” ujar Lyra, Fiona kembali tertawa melihat tingkah mereka. ”Tuh kan Fiona ketawa lagi” ucap Vina. Mereka bertiga pun langsung melihat Fiona, “Yeei….Fiona gak galau lagi” ucap Lina. “Nah gitu dong … ketawa Fi… happy dong oke…” ucap Lyra dengan tersenyum.
Mereka pun menarik Fiona dan menyuruh Fiona makan kuenya kemabali. Vina mengambil kue tersebut “Sini…sini, yang ulang tahun masa dari tadi belum makan kuenya,”. Vina menyuruh Fiona duduk dan menyuapi Fiona. Namun, Lina memegang tangan Vina “Ih…Vina itu bukannya bekas lo ya, ih.. jorok ih Vina…” ujar Lina.
“Ih…bukan Lina.. ini tuh kue yang baru,…tuh liat” ucap vina seraya melepaskan tangan Lina dan menunjuk kue yang baru aja dibuka, “Ini tuh baru aja gue buka tau…” meyakinkan Lina. “Bener lo..?” ucap Lina, “Sumpah deh… lo gak percaya banget sih sama gue” ujar Vina.
Melihat Vina dan Lina yang selalu saja berdebat Fiona dan Lyra hanya mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa. “Sumpah ya, mereka tuh kaya tom and jerry tau ga, berantem….mulu kerjaanya”ujar Lyra, “ Udah… udah deh kalian itu mau nyuapin gue aja pake berantem segala, mendingan kuenya gue sendiri aja yang makan” ucap Fiona tertawa. Melihat kedua temanhya tidak merespon ucapanya, akhirnya Fiona mengambil kue tersebut dan duduk jauh dari mereka, Fiona memakan kue tersebut bersama dengan Lyra. Vina dan Lina masih saja ribut dan tidak menyadari bahwa kue tersebut sudah diambil Fiona.
Fiona dan Lyra memakan kue tersebut sambil menonton Vina dan Lina yang terus berdebat, mereka hanya tertawa melihat tingkat sahabatnya itu. Dan tak lama kemudian Vina menyadari bahwa kuenya tidak ada dan menunduh Lina yang menyembunyikannya, Lina pun langsung mengomel kepada Vina bahwa bukan dirinya yang menyembunyikannya dan menuduh balik Vina yang menyembunyikannya.
Lyra yang lama-kelamaan pusing melihat mereka berdua berdebat akhirnya, memberitahu mereka bahwa kuenya sudah dimakan oleh ia dan juga Fiona. “Pusing gue liat kalian berantem mulu,… masalah kue aja di perdebatkan” ucap Lyra
“Iya…tapi kan Ra…-” ucap Vina, sontak Lyra langsung menutup mulut Vina “Ssstt, udah ya diem, kuenya udah dimakan sama yang ulang tahun oke”, Vina pun mengangguk dan Lyra mengalihkan tangannya dari mulu Vina, Lina tertawa ”Ahaha…mampus lo, kena marah sama nenek sihir hehhe” dan Lyra pun langsung menutup mulut Lina juga, “Sssttt lo juga diem, udah ya diem kalian berdua harus diem…” ujar Lyra. Fiona hanya tersenyum-senyum melihat tingkah ketiga sahabatnya itu.
Tiba-tiba terdengar seperti suara ponsel berdering, “Hp siapa tuh yang bunyi??” tanya Fiona. Lyra berfikir “Bentar…bentar kayanya itu, hp gue deh, diem ya kalian berdua” ucap Lyra seraya menunjuk Vina dan Lina. Lyra berjalan menuju tasnya dan mengambil ponselnya, ia melihat ponselnya dan berbicara kepada temen-temannya “Ehm…gyus bentar ya,… gue nerima telpon dulu” ucap Lyra. “Dari siapa Ra…?” tanya Fiona, Lyra hanta tersenyum “Em…bentar ya… gue keluar kamar lo dulu”. Lyra pun keluar dari kamar Fiona dan mengangkat telponnya tersebut.
Fiona melihat Lyra “Nerima telpon dari siapa sih Lyra, pake nyumput-nyumput segala, ” ujar Fiona dengan rasa penasaran. Fiona berdiri dan ingin menghampiri Lyra namun, Lina mencegahnya dan menyuruh Fiona untuk duduk kembali, “Eits… lo ngapain ngikuti Lyra… udah lo sini aja duduk Fiona…” ucap Lina seraya menarik tangan Fiona. “Iya… udah biarin aja Lyra mah, ” ucap Vina.
Fiona pun kembali duduk, “Tapi…Lyra beneran gak ada apa-apa kan??” tanya Fiona. Vina dan Lina saling melihat satu sama lain, seperti menyembunyikan sesuatu dari Fiona, “Apa…., gak ada apa-apa kok, ya kan Lin” ucap Vina seraya menoel tangan Lina, Lina mengangguk dan tersenyum lebar.
Fiona yang bingung dengan sikap kedua temannya. Akhirnya ia berdiri dihadapan mereka berdua, “Kalian itu…sebernernya kenapa sih???… kaya nyembunyiiin sesuatu dari gue”, Vina dan Lina menggeleng secara bersamaan. Fiona menepuk dahinya, “Huft….kalian itu kenapa sih kaya orang ketakutan tau gak…” ucap Fiona dan ia kembali duduk, Vina dan Lina pun lega, mereka melihat satu sama lain.
Lyra telah selesai menerima telpon, dan ia kembali masuk kedalam kamar Fiona. Lyra berjalan mendekat ke Vina dan Lina, lalu berbisik kepada mereka, sehingga membuat Fiona penasaran dan bingung, “Kalian kenapa sih?? lagi ngomongin gue ya…”. Dan mereka bertiga pun berdiri seperti semula, Lyra mendekati Fiona ia pun menutup kedua mata Fiona dengan sebuah kain, Fiona bingung, namun Vina dan Lina mencoba menjelaskan kepada Fiona bahwa ia harus tenang dan mereka akan memberi Fiona kejutan lagi.
Dengan perasaan yang bingung, Fiona menuruti perkataan teman-temannya. Mereka keluar dari kamar Fiona dan menuntun Fiona menuruni tangga, hingga sampai ditaman rumah Fiona lalu mereka menyuruh Fiona untuk tidak membuka penutup matanya, sampai mereka kembali.
Lalu mereka bertiga pergi meninggalkan Fiona sendirian ditaman tersebut. Awalnya Fiona menuruti teman-temannya, namun ia sudah menunggu sekitar 10 menit, teman-temannya tidak kunjung datang, akhirnya ia kesal dan mengomel kepada teman-temannya.
“Sumpah ya…, gue gak suka dikerjain kaya gini,” omel Fiona lalu membuka penutup matanya, “Lyra…Vina…, Lina…“ panggil Fiona, mata Fiona berkeliling disekitar taman itu, ia menengok kekanan dan kekiri tetapi tidak ada satu pun teman-temannya. Fiona semakin kesal akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya.
Srak….Srak….Srak….
Tidak lama setelah ia berjalan beberapa langkah, terdengar suara seperti orang berjalan di belakangnya, sontak Fiona langsung memberhentikan langkah kakinya, ia menoleh kebelakang secara perlahan “Ra…, Vin…, Lina… gak usah becanda deh..” ujar Fiona dengan perasaan kesal.
Fiona pun mecoba untuk berbalik secara perlahan, dan ternyata tidak ada siapa-siapa disana, ia pun bernafas lega, dan kembali berbalik arah menuju rumahnya. Ketika ia membuka pintu rumahnya, tiba-tiba Farrel berdiri dihadapannya dengan membawa bunga dan berkata “Surprise…”. Sontak Fiona terkejut dan ia hanya bisa terdiam, ia terharu dan bengong, ia tidak menyangka bahwa Farrel berada dihadapannya.
Dibelakang Farrel ada teman-temannya, yang mengerjainya tadi. Fiona terharu melihat itu semua ia menahan air mata bahagianya, dan langsung memeluk Farrel. Teman-temannya pun yang melihat moment indah itu langsung meledek Fiona, dan mereka meminta maaf kepada Fiona karena telah mengerjainya di taman tadi, Lyra berkata bahwa itu adalah ide Farrel.
Fiona melepaskan pelukannya dari Farrel “Jadi, tadi itu ide kamu??” ucap Fiona, Farrel hanya tersenyum dan memegang rambut Fiona. “Sayang, kamu bohong…. katanya kamu bilang masih lama di luar kota..” ujar Fiona dengan manja. “See…nyatanya kamu liat aku sekarang kan, ada dihadapan kamu” ucap Farrel seraya tersenyum. Fiona bersikap manja dengan Farrel “Aaa… Farrel kamu bohong,…tapi suka, akhirnya aku bisa ketemu sama kamu lagi…” ucap Fiona tersenyum lebar.
Lyra,Vina dan Lina yang melihat kebersamaan mereka meledek mereka. “Hem… iya deh, yang lagi melepas rindu gue tau… dunia serasa milik kalian berdua, yang lain ngontrak” ledek Lyra, Lina tertawa “Iya nih, dari tadi kita disini, didiemin aja”.
Fiona melihat ke-arah teman-temannya sambil tertawa kecil “Abisnya… kalian sih ngerjain gue”, “Dih… itu kan ide nya si Farrel, kok kita yan g disalahin sih,” ujar Lyra. “Biasa…. kalau pacarnya aja gak dimarahin, giliran kita aja diomelin”ucap Vina. “Iya nih, gue yang sepupunya Farrel aja, ga dikangenin tuh hem… dateng dari luar kota jauh-jauh langsung ketemu sama pacarnya” ucap Lyra seraya menggelengkan kepalanya.
Mereka tertawa bersama, Farrel pun menjawab ledekan Lyra “Iya deh… lo gue kangenin hehee” ucap Farrel seraya menoel dagu Lyra. “Yaudah deh, mendingan kita gak usah gangguin mereka” ujar Lyra. “Iya… biarin aja mereka, lagi melepaskan rindu…” ucap lina. “Uh… kalian itu pengertian banget sih…” ucap fiona dengan perasaan gemesh kepada teman-temannya. “Harusnya lo bersyukur punya temen kaya kita” ujar Vina, Fiona dan Farrel melihat satu sama lain dan tersenyum kearah mereka.
Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Farrel dan Fiona, tidak lama kemudian orang tua Fiona datang menghampiri mereka. Farrel yang melihat kedua orang tua Fiona pun ia langsung bersalaman dan mencium tangan mereka. “Terima kasih ya… kamu udah jauh-jauh dateng untuk ngucapin ulang tahunnya Fiona” ucap Papahnya Fiona.
Farrel pun menjawab dengan tersenyum “Sudah pasti om… saya kan pacarnya Fiona” ucap Farrel seraya merangkul Fiona, dan Fiona pun tersenyum ke-arah Farrel. “Lagi pula… Fiona juga kan sebentar lagi, akan menjadi tanggung jawab saya” ujar Farrel.
“Ya…om percaya sama kamu, pasti kamu bisa membahagiakan Fiona…” ujar Papahnya Fiona lalu memegang pundak Farrel. Farrel meganggukan kepalanya dan tersenyum. a “Fiona…kamu ajak Farrel kedepan ya, ” ucap mamahnya Fiona. “Iya mah…” ucap Fiona, lalu kedua orang tua Fiona pun pergi .
Fiona memandangi Farrel dan ia tersenyum, “Kamu kenapa?…” tanya Farrel. “Aku sayang sama kamu…” ucap Fiona dengan tersenyum lebar, Farrel terlihat seperti salah tingkah, ia mencubit pipi Fiona “Aku juga sa…yang…. banget sama kamu” ujar Farrel , “Aduh…sakit,” ucap Fiona seraya memegang pipinya. “Abisnya aku gemesh sama kamu..” ucap Farrel. Fiona tersenyum dan mengajak Farrel untuk kedepan.
Farrel menunggu diruang depan, sedangkan Fiona mengambil minuman serta makanan dibelakang. Lyra datang dan mendekati Farrel “Lo yakin ini waktu yang tepat??” bisik Lyea kepada Farrel, Farrel pun berbisik kepada Lyra, “Tekad gue udah bulat, ini waktu yang tepat”.
Lyra mengelah nafas dan berbisik kembali kepada Farrel “Gue udah pernah bilang sama lo, kalau Fiona gak bakalan mau diusianya yang masih muda…”, “Lo masih gak percaya sama gue..” bisik Farrel lagi, “Yaudah lah ya… yang penting gue udah kasih tau lo…” ucap Lyra.
Terlihat Fiona sudah berjalan mendekat, Lyra pun langsung pergi. Fiona berjalan sambil membawa minuman dan makanan untuk Farrel, ia menaruh makanan dan minuman tersebut lalu duduk didekat Farrel “Kayanya aku tadi liat Lyra,.. pergi kemana dia?” tanya Fiona yang menoleh kekanan dan kekiri.
“Oh… iya tadi dia nanyain, soal kerjaan aku” jawab Farrel, Fiona mengangguk, “Sayang diminum dulu,” memberikan minuman itu kepada Farrel, dan Farrel pun meminumnya. Farrel “Sayang…kok minuman ini rasanya aneh ya,…” ujar Farrel, Fiona heran dan mengambil minuman tersebut, “Masa sih…” ia pun meminumnya dan merasakn minuman tersebut.
“Gak kok rasanya masih sama, manis kok” ucap Fiona lalu menaruh minuman itu dimeja, Farrel tersenyum “Iya… manis, sama kaya yang buat, sama-sama manis…” ledek Farrel, Fiona tersenyum kepada Farrel, “Ih…Farrel apaan sih” ucap Fiona yang tersipu malu. Farrel tertawa kecil “Iya…serius, kamu manis…” ucap farrel yang kembali meledek Fiona. Fiona tersipu malu “Udah deh… gak usah gombal terus,” ucap Fiona.“Orang dipuji manis,… kok bilangnya gombal sih,” ujar Farrel dengan tertawa geli. Farrel terus meledek Fiona, sehingga membuat mereka larut dalam tawa bersama.
Ditempat lain Lyra, Vina dan Lina sudah mulai mengantuk pukul menujukan 01.30. ”Udah jam setengah 2 nih gyus… kita minep ditempatnya Fiona ya” ucap Vina yang menguap, “Gak…bisa Vina, mungkin kalau Lyra iya tuh ” ucap Lina, “Apaan sih, gue juga gak bisa, besok pagi-pagi gue masih ada urusan yang harus gue selesain” ujar Lyra.
Vina menguap dan ia menutup matanya, Lina yang melihat Vina tertidur langsung menggoyangkan tubuh Vina “Vina…. bangun, lo lupa besok kita masih ada urusan sama dosen,… pagi-pagi lagi, kita pulang sekarang aja yuk…”. Lyra mencegah Vina dan Lina “Eh….bentar, bentar… ini udah udah tengah malem, kalian gak takut apa pulang jam segini, ”. “Emangnya takut sama siapa Ra…, hah… takut sama hantu, lagian hantunya juga takut duluan sama si Vina karena, makannya itu ngelebihin dari hantu” Ucap Lina.
Vina yang mendengar omongan Lina langsung memukul pelan Lina, dengan matanya yang sudah tertutup ”Enak aja lo kalau ngomong,”. Lyra mengeleng-geleng kepalanya “Hadeh…. bukan soal itu, tapi kalau kalian ketemu sama orang jahat gimana???”, Vina yang masih ngantuk berat, hanya memberi jempol kepada Lyra “Iya….gue setuju sama Lyra… udahlah Lin… kita nginep aja dirumah Fiona…, dia pasti bolehin kok” pinta Vina yang sudah tidak tahan menahan kantuknya. Lyra menghela nafas “Bentar ya gue liat mereka dulu”.
Lyra melihat Fiona dan Farrel masih bercanda, ia tidak enak mengganggu mereka, akhirnya Lyra pun kembali kekamar Fiona. “Gimana Ra…?” tanya Lina. “Kayanya kita nginep disini aja deh gyus,… gak enak gue ganggu mereka,” ujar Lyra. Vina langsung terbangun dengan suara keras ia berkata “Tuh….kan bener gue bilang”, langsung menuju kekasur Fiona dan langsung tidur. Tingkah Vina membuat Lyra dan Lina bingung dan saling melihat satu sama lain.
Lyra melihat aneh tingkah Vina “Temen lo Lin…”, “Enak aja… temen lo itu,” ucap Lina, “Eh, temen lo, dia kan best friend lo banget, kosan kalian aja bareng ” ujar Lyra seraya menahan tawannya, Lina melihat Lyra dengan senyum kecut dan mereka dikagetkan oleh Vina yang berbicara “Gue ini temen kalian berdua” ia kembali tidur. “Nah,… belum tidur tuh anak” ujar Lina, Lyra tertawa “Yaudah lah kita juga tidur yuk…ngantuk banget gue”. Mereka pun naik diatas kasur Fiona dan tidur.
Sementara Fiona dan Farrel masih berbicang-bincang diruang depan. “Em… sayang, ” ucap Farrel. “Iya… kenapa?” jawab Fiona, Farrel menggenggam tangan Fiona sambil menatap Fiona dalam “Aku mau sesuatu sama kamu”, Fiona menatap balik Farrel “Mau ngomong apa,..”. Farrel menyelipkan rambut Fiona kecuping telinganya, “Aku sayang sama kamu,”. Fiona tersenyum dan menghela nafas “Kamu Cuma mau bilang itu…sayang…ngomong aja gak apa-apa” ucap Fiona.
Farrel mengambil nafas dan menggenggam erat tangan Fiona, “Kamu tau kan… kalau aku sayang banget sama kamu” ujar Farrel, Fiona pun mengangguk kecil “Jadi,… jangan sampai buat aku kecewa ya…” ucap Farrel. “aku gak akan pernah buat kamu kecewa…” ucap Fiona dengan tersenyum, “Kamu tau kan, kalau sampai ada seseorang yang buat aku kecewa, kamu tau kan …. apa yang akan terjadi…” ucap Farrel.
Fiona menghela nafas “Kamu kan tau, selama ini aku gak pernah buat macem-macem sama kamu… kamu itu spesial dihati aku.”. Farrel membelai rambut Fiona dan menaruh kepala Fiona dipundaknya. Fiona tau bahwa Farrel adalah sosok laki-laki yang selalu ada untuknya, ia dapat dikatakan laki-laki yang pencemburu, namun Fiona tidak pernah risih dengan sikap Farrel yang pecemburu itu.
Farrel menyentuh pundak Fiona “Oh iya sayang…aku punya sesuatu buat kamu.” Fiona menegakkan kepalanya dan melihat kearah Farrel “Oiya…apa itu sayang.” tanya Fiona.
Farrel mengeluarkan sesuatu dari kantongnya sehingga membuat Fiona penasaran, dan Farrel menyuruh Fiona untuk menutup kedua matanya, Fiona pun menutup kedua matanya “Kamu gak ngerjain aku kan kaya tadi kan …” ucap Fiona, Farrel tertawa kecil ia memegang sesuatu ditanganya “Nggak sayang,… udah kamu nurut sama aku” ucap Farrel.
Fiona masih penasaran kejutan apa lagi yang akan di berikan Farrel untuknya. Ia pun menuruti perintah dari Farrel tersebut, kemudian ia pu menutup kedua matanya. Farrel memang sering memberi kejutan kepada Fiona secara diam-diam sehingga, Fiona terkadang tidak tau apa yang telah direncanakan oleh Farrel. Tidak lama setelahnya Farrel menyuruh Fiona untuk membuka kedua matanya, dan Fiona pun sedikit perlahan membuka kedua matanya.
Dan ia melihat didepan matanya ada sebuah kotak yang di pegang Farrel. Ia terheran kotak apa yang ditunjukan oleh Farrel itu “Ini..apa sayang???” tanya Fiona seraya memerhatikan kotak tersebut. Farrel membukakan kotak tersebut didepan mata Fiona, dan betapa bahagianya Fiona melihat bahwa Farrel memberikannya sebuah cincin.
Fiona masih terheran dan penasaran “Ini…buat aku??” ucap Fiona dengan perasaan yang masih bingung, Farrel menatap dalam Fiona “Aku mau kamu jadi pendampingku… untuk selamanya” ucap Farrel dengan lembut seraya memandang wajah Fiona.
Untuk membuka Bab 2 silahkan anda bisa menggunakan pinjaman buku harian