Spirit Isro Mi’raj Bagi Keluarga Muslim
MC menyampaikan materi yang akan dibahas:
Rajab bulan yang memiliki keistimewaan dan keutamaan, sehingga menjadi bulan yang dinantikan umat Islam, untuk memperbanyak kebaikan dan meraih pahala, rajab pun menyimpan peristiwa sejarah yang sangat penting bagi umat Islam yang berkeluarga Muslim bisa mengambil pelajaran darinya. Salah satu peristiwa Isro Mi’raj yang terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Nah, pelajaran dan nilai apa saja yang menjadi renungan bagi keluarga Muslim agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka? Spirit Isro Mi’raj bagi keluarga Muslim akan dipaparkan oleh ustadzah Umi Hamzah.
MC mempersilakan nara sumber untuk menyampaikan materinya.
Kemudian ustadzah Umi Hamzah memaparkan:
Kita berada di penghujung bulan Rajab ini juga salah satu moment yang dinantikan kaum muslim yaitu peringatan Isro Mi’raj dan tentu kita sebagai seorang muslim bukan hanya sekedar memperingati dari perjalanan Rosulullah Saw. Tapi juga lebih ingin memakai dari peristiwa bersejarah tersebut dan kita akan bisa mengambil dari situ dan kita juga senantiasa bersolawat untuk Rosulullah Saw dengan ucapan Allahumma sholi Sayidina Muhammad wa Ali Sayidina Muhammad, dan tentu kita juga ingin menjadi bagian dari umat beliau Saw dan kita bersama Rosulullah Saw di surganya Allah SWT.
Peristiwa momen pada saat Rosulullah di Isro Mi’rajkan memang peristiwa yang sampai yang sampai hari ini, secara akan manusia dengan segala kecanggihan teknologi yang ada sekarang, tetapi itu sesuatu yang memang tidak bisa dilakukan manusia biasa sampai hari ini. Sebuah perjalanan yang melalui tempat berbeda dan dalam waktu yang begitu cepat sampai naik ke langit ketujuh, sampai hari ini belum ada manusia yang bisa menembus ke sana, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Inilah makna perjalanan yang dilakukan Rosulullah Saw. Inilah juga yang harus ditanamkan ke tengah-tengah keluarga kita wabil khusus anak-anak kita tentunya. Kita juga harus tahu apa yang disebut Isro dan apa itu Mi’raj.
Isro dari kata syuro yaitu sebuah perjalanan yang dilakukan Rosulullah Saw di malam hari dan di situ dibersamai oleh malaikat Jibril dari Mekah sampai ke Baitul Maqdis sekarang palestina. Itu diabadikan oleh Allah di surat Al-Isro ayat 1:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
sub-ḫânalladzî asrâ bi‘abdihî lailam minal-masjidil-ḫarâmi ilal-masjidil-aqshalladzî bâraknâ ḫaulahû linuriyahû min âyâtinâ, innahû huwas-samî‘ul-bashîr
Maha suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Ini sesuatu yang luar biasa. Terus adapun tentang Mi’aj ini juga harus kita tahu karena kita harus memberitahu kepada anak-anak kita.
Mi’raj merupakan alat untuk naik tangga khusus yang digunakan oleh Rosulullah Saw dari bumi menuju Sidratul Muntaha melalui tujuh lapis langit akhirnya sampailah ke Sidratul Muntaha. Itu secara maknanya, ini juga harus diketahui oleh para orangtua untuk mengajarkan anak terkait dengan peristiwa Isro Mi’raj itu dan kita juga harus bisa memahami dan mengetahui minimal secara ringkas bagaimana perjalanan penting ini, sehingga ini akan diharapkan akan bisa semakin menguatkan keimanan keluarga kita dan kita juga bisa mengambil banyak pelajaran. Misalkan, bisa menceritakan ke anak-anak kita karena anak-anak hari ini tidak seperti dulu. Dulu peristiwa Isro Mi’raj di nyanyikan (dinadomkan orang Sunda bilang begitu), anak-anak di suruh menghapal cerita Isro Mi’raj dan nanti diceritakan bergantian, ceritanya bersambung anak-anak berjejer di panggung. Mulai dari Muhammad kecil di datangi malaikat Jibril di tempat ibu susunya Halimah Sya’diah, beliau dibelah dadanya, lalu dicuci dengan air jam-jam kemudian dikembalikan lagi ke tempat semula. Pada waktu perjalanan Isro Mi’raj di datangkan burok, seekor tunggangan yang warnanya putih, tingginya lebih dari keledai (hisan alharb) kuda perang lebih pendek dan langkahnya sepanjang pandangan. Kemudian Rosulullah Saw melaksanakan solat dan memimpin para nabi dalam solat, terus setelah solat malaikat Jibril tahu bahwa Rasulullah haus kemudian dikasih minum susu dan khomer. Rosulullah memilih minum susu sedangkan khomer ditinggalkan. Ini cerita mengingat jaman dulu. Itu ada Mi’raj diceritakan bagaimana akhirnya Rosulullah Saw bertemu dengan Allah SWT. “Diperintahkan solat fardhu itu 50 rakaat, ketika bertemu nabi Musa dan diingatkan oleh nabi Musa wahai Rosulullah tidak akan kuat umatmu solat fardhu 50 rakaat, balik lagi, kemudian kembali lagi Rosulullah memohon kepada Allah lalu dikurangi jadi 10 rakaat, kata nabi Musa masih tetap umatmu tidak akan kuat, kembali lagi Rosulullah minta diturunin lagi akhirnya jadi 5 rakaat, setelah dikasih 5 rakaat, nabi Musa mengatakan umatmu masih tetap tidak akan kuat, tapi Rosulullah merasa malu minta keringan terus, saya ridho dan pasrah saja”. Itulah sekelumit perjalanan dan di situ juga Rosulullah diperlihatkan surga, diperlihatkan neraka, dengan siapa saja calon di surga itu. Seperti apa penghuni surga itu, seperti apa penghuni neraka itu. Diperlihatkan bagaimana siksa neraka dan bagaimana nikmat surga. Makanya, setelah mengalami Isro Mi’raj. Kata Rasulullah jika kalian tahu dengan perjalananku, maka kalian akan banyak menangis daripada tertawa.
Namun, anak-anak sekarang tidak ada yang seperti itu ( bercerita tentang kisah Isro Mi’raj) khawatir anak-anak tidak tahu tentang cerita perjalanan yang dilakukan Rosulullah Saw dalam peristiwa ini (Isro Mi’raj). Alangkah baiknya memang kita jelaskan kepada anak-anak kita, supaya tidak mati sejarah (teu paremeun obor). Mereka tidak tahu perjalanan yang luar biasa yang dilakukan oleh nabinya. Tentu dibalik keagungan mukjizat ini, tentu adanya nilai-nilai ru’hiyah, nilai-nilai ibadah termasuknya juga ada nilai-nilai politik yang patut untuk kita renungkan bersama keluarga kita supaya bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, apa saja pelajarannya, apa saja nilainya yang bisa kita ambil dari peristiwa agung Isro Mi’raj ini:
1. Dari Isro Mi’raj kita bisa meneladani sifat dari para sahabat pada saat mereka menerima berita dari Allah SWT dan rosul-Nya terkait peristiwa Isro Mi’raj yang saat itu juga tidak masuk akal, seperti mimpi, seperti di ada-adakan. Tapi para sahabat rosul wabil khusus sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, beliau langsung menerima berita itu, bahkan jika Muhammad yang mengatakan, maka dia telah berkata benar. Makanya Sayidina Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq ( orang yang jujur, orang yang membenarkan) maka apa yang disampaikan Allah dan Rosulullah baik itu masuk akal ataupun tidak masuk akal maka sami’na wa atho’na. Maka wajib bagi kita untuk mentaatinya.
2. Dari peristiwa Isro Mi’raj akan semakin memperkuat keimanan dan semua yang Rosulullah bawa. Akidah para sahabat dulu yang diuji dari peristiwa Isro Mi’raj. Banyak yang sudah masuk Islam mendengar cerita Isro Mi’raj, mereka keluar dari Islam karena dianggap Muhammad ini membual/berbohong. Mengucapkan bualan-bualan saja itu ujian daripada keimanan. Makanya pada saat mau melakukan sesuatu, sedangkan pada umumnya masyarakat tidak melakukannya, padahal apa yang yang dilakukan masyarakat salah apa yang sudah diketahui itu benar. Kan itu berat, tapi harus yakin bahwa selama ini datang dari nash Al Qur’an dan Al hadits, maka maka harus dibenarkan, meskipun itu sesuatu hal yang bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat. Ini ujian untuk keimanan, supaya lebih kuat imannya.
3. Di dalam peristiwa Isro Mi’raj juga mengandung nilai ibadah, jadi apakah ibadah kita sudah benar, terutama. berkaitan dengan solat karena solat ini hadiah dari Allah pada malam Isro Mi’raj. Ini bisa dijadikan evaluasi untuk ibadah solat kita dan juga keluarga kita sudah benar atau belum ibadah solatnya. Karena tidak sedikit orangtua yang kurang memperhatikan solat. Anak-anak mau solat, mau tidak solat atau anak disuruh solat terus tidak solat, maka dibiarkan saja terlewati waktu solatnya. Ini harus diperhatikan sekali, kenap? Karena solat itu yang berhubungan dengan peristiwa Isro Mi’raj. Maka Rosulullah mengatakan ” perintahkanlah anak-anakmu solat di usia tujuh tahun dan pukullah anak-anakmu ketika dia tidak mau solat. Diusia sepuluh tahun maka harus diberikan hukuman. Rosulullah juga mengajarkan terkait sistem pergaulan. Jangan sampai anak laki-laki dan perempuan satu tempat tidur, harus dipisahkan tempat tidurnya. Ini terkait nilai ibadahnya. Terutama masalah solat, apakah anak-anak sudah benar solatnya, apalagi anak-anak yang suka asal-asalan, mending yang belum baligh kalau dia sudah baligh juga solatnya belum tumaninah, cepat sekali solatnya, dan tidak anak-anak saja tapi ibu-ibunya juga sama, ini sering saya menyaksikan ibu-ibu solat di masjid asal-asalan saja, entah itu tidak tahu bacaannya atau entah pengen selesai, solatnya kok begitu.
4. Dari peristiwa Isro Mi’raj itu harus meyakini bahwa Islamlah yang benar dan ketika Islam itu benar kita harus berupaya melaksanakan aturannya. Ini bisa diambil dari peristiwa ketika Rosulullah diberi dua minuman( susu dan khomer) dan Rosulullah akhirnya memilih susu dan meninggalkan khomer dan apa yang dikatakan malaikat Jibril ” anda telah memilih yang Fitroh” yaitu Islam, dan para ahli tafsir berpendapat bahwa Din yang dibawa Rosulullah itu bener dan fitroh. Ini yang akhirnya jangan sampai ketika Rosulullah sudah menetapkan pilihan Din ini sebagai sesuatu yang Fitroh dan suci, sesuatu yang sesuai dengan manusia dan manusia memilih justru agama yang lain, yang itu tidak dijamin kefitrohannya dan kesuciannya atau manusia membenarkan agama yang lain, naudzubillah. Dengan istilah pluralisme agama (Semua agama mengajarkan kebaikan). Ini suatu ungkapan yang salah karena justru Rosulullah sudah menetapkan bahwa Islam itu agama yang Fitroh dan yang lain tidak.
5. Dari peristiwa Isro Mi’raj memahami bahwa nabi Muhammad Saw pemimpin para nabi. Ketika menjadi imam para nabi yang mengimami beliau. Ini berarti kondisi keberadaan Rosulullah itu sudah menjadi pemimpin para nabi. Para nabinya juga bermakmum pada Rosulullah mengapa justru umatnya tidak mengikuti Rosulullah? Dari peristiwa Isro Mi’raj inilah yang akhirnya menggambarkan adanya sebuah kepemimpinan yang diberikan kepada Rosulullah Saw dan ini berlaku sampai Rosulullah wafat. Setelah Rosulullah wafat bagaimana? Rosulullah berwasiat bahwa untuk kepemimpinan kenabian itu dibawah Rosulullah. Memang Bani Israil pada waktu itu diurus para nabi , bila nabi meninggal maka akan diganti oleh nabi yang lain, tapi tidak ada nabi setelahku (Muhammad). Siapa yang akan mengganti Rosulullah dalam kepengurusan atau kepemimpinan ini? Maka Rosulullah bersabda “Nanti akan ada para Khalifah yang jumlahnya banyak, maksudnya dari Khalifah yang satu diganti dengan khalifah yang lain dan seterusnya. Jadi kepemimpinan ini terus berlangsung sampai hari kiamat tiba seharusnya seperti itu. Setelah kepemimpinan nabi, terus Rosulullah akan memberikan isyarat bahwa tidak ada nabi yang memimpin, tetapi ada para Khalifah yang akan menjadi pemimpin di tengah-tengah umat, ini isyarat bahwa kepemimpinan itu di tangan kaum muslim melalui Khalifah sebagai pengganti nabi di dalam kepengurusan masyarakatnya. Hari ini tidak ada yang pemimpin pengganti Rosulullah. Kalau pemimpin negeri-negeri ada, pemimpin umat Islam wilayah tertentu ada, tapi pemimpin di seluruh dunia tidak ada yang menggantikan Rosul atau nabi, karena pemimpin-pemimpin yang ada bukan pemimpin pengganti nabi, buktinya mereka tidak i’tiba pada Rosulullah Saw pada saat menetapkan hukum-hukum di tengah-tengah masyarakat. Ini justru pelajaran penting bagi kita ketika kita memahami bahwa kepemimpinan itu diserahkan kepada Rosulullah Saw dan akan dilanjutkan oleh Khalifah dan sekarang Khalifah tidak ada, maka tugas kita supaya kepemimpinan yang menjadi penerus dari Rosulullah Saw ada lagi.
Ustadzah mengakhiri paparannya dengan perkataan: “Itu menjadi PR buat kita”.
Resume kajian Islam “Ajang Keluarga Sakinah”.