Seperti Kupu-Kupu
Diya Nadiyati Maulida Hoerunisa
@diyanadiyati2331
Pada hakikatnya kita hanyalah seorang manusia yang telah Allah ciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah. Bermula dari setetes air mani, darah, lalu segumpal daging yang pada akhirnya terciptalah seorang manusia yang sempurna, hingga ia diberi akal juga nafsu. Seorang manusia yang baik maka akan menggunakan akal dan hawa nafsunya dengan sebaik-baiknya.
Manusia bersyukur kepada Allah yang telah memberikan keistimewaan tersebut, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dalam bentuk fisik yang paling tinggi dan paling indah, diberkahi dengan berbagai organ psikofisik khusus seperti panca indera dan hati (Samsul, 2002: 1). Selanjutnya, manusia diciptakan oleh Allah dalam struktur tertinggi di antara makhluk lainnya. Struktur manusia terdiri dari komponen fisik dan mental, dan Allah telah menganugerahkan kepada kita seperangkat kemampuan dasar yang cenderung mengembangkan apa yang disebut potensi atau kualitas dalam psikologi (Basuki, 2007 : 88).
Sebagai makhluk Tuhan yang rasional dan bijaksana, manusia juga merupakan bagian dari ekosistem manusia. Dalam aktivitas kita sehari-hari, manusia tidak hanya mempengaruhi lingkungan, tetapi juga dipengaruhi olehnya (Zainudin, 2010:16). Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia memiliki beberapa kelebihan, sebagaimana Allah sebutkan dalam ayat 4 Surah Al Tin:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling tinggi.” (Q.S Al Tin .4).
Sifat Manusia dalam Al-qur’an Surat Al-Tin. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling rasional. pada kasus ini. Ibnu Arabi mengatakan tentang kodrat manusia bahwa tidak ada makhluk Tuhan yang lebih besar dari manusia yang memiliki vitalitas untuk mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan memutuskan (Bahruffin 2005:20). Surah al-Tin juga menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam Ahsani Takwim (makhluk tertinggi). Hal ini ditegaskan dalam ayat 1-4 ketika Allah bersumpah dengan menggunakan empat sumpah yang menunjukkan bahwa manusia dengan segala potensinya dengan tujuan agar bisa memberikan kemanfaatan kepada alam.
Perjalanan hidup manusia itu layaknya seekor kupu-kupu. Seekor kupu-kupu yang tumbuh berasal dari sebuah telur kecil sampai pada akhirnya menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Yang mampu mengepakkan sayapnya ke udara dengan indah. Hingga pada akhirnya memberikan keindahan disekitarnya. Layaknya seekor kupu-kupu, seorang manusia pun memiliki perjalanan yang begitu pelik. Setiap perjalanan yang dilalui selalu saja ada hambatan dan rintangan yang menghadang. Namun sebagai manusia yang berpikir, sejatinya kita gunakan akal kita untuk mengahalau semua rintangan yang datang.
Manusia yang baik akan menggunakan akalnya dengan sebaik mungkin. Ia akan selalu menggunakan akalnya agar selalu berpikir positif di setiap langkahnya. Akal yang sehat akan melahirkan pemikiran yang sehat dan baik. Oleh karena itu, pergunakanlah akal yang sehat dengan sebaik mungkin. Selain itu juga, manusia yang baik juga akan menggunakan hawa nafsunya dengan sebaik mungkin. Ia akan selalu mengendalikan hawa nafsunya dengan baik. Mengelola emosi dengan sebaik mungkin. Mengendalikan segala hal yang dapat memperburuk keadaan dirinya.
Kita hanyalah seorang manusia yang sedang bermetamorfosa dengan keadaan. Perjalanan hidup yang kita alami terkadang selalu bertolak belakang dengan keadaan. Terkadang kita hanya butuh waktu untuk memperbaikinya. Tugas kita saat ini adalah belajar untuk memeperbaiki semuanya. Belajar untuk menjalani kehidupan ini sewajarnya dan selayaknya. Dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita.
Kita memang tidak pernah tahu bagaimana perjalanan setiap orang itu seperti apa. Namun kita hanyalah belajar dan berusaha untuk terus bangkit menjadi lebih baik lagi. Jangan sampai kita terlena dalam masalalu yang kelam atau kita hanya berdiam diri pada satu titik tanpa memikirkan sebuah perubahan hidup.
Hidup itu adalah sebuah pilihan. Kita hidup di dunia ini penuh dengan berbagai tuntutan dan pilihan. Apakah kita akan melangkah ke depan? Ataukah kita hanya berdiam diri, mematung tanpa ada perubahan apapun dalam diri. Terkadang kita juga dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Pilihan positif yang akan membangun diri menjadi lebih baik atau pilihan negative yang akan membuat diri kita menjadi lebih buruk. Lalu apalagi yang kita tunggu untuk bisa merubah semua itu? Bukankah kita juga punya seorang panutan yang terpilih dan dapat dijadikan suri tauladan yang baik ia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah contoh yang baik bagi kita. Karena dengan segala sikap yang baiknya pula ia diutus oleh Allah untuk memperbaiki akhlak manusia.
Oleh karena itu, seberapa sulit badai menghadang tetaplah berusaha untuk menjadi lebih baik. Terkadang kita hanya memerlukan waktu yang tepat untuk mencapai itu semua…
Seperti kupu-kupu
Subscribe
Login
0 Comments
Oldest