SEKUMPULAN KATA YANG TAK SEMPAT DIUCAPKAN KAYU KEPADA API

Dari Mellyn Aku kira menulis itu semudah mengumpat dalam hati, yang tak perlu kau ucapkan tapi mereka mengerti. Nyatanya kau harus merasa lebih dalam agar isi hatimu tertuang dalam sebuah tulisan yang mungkin tak akan pernah kau ungkapkan kepada siapapun bahkan pada api yang terus membakarmu. Ya, aku menulisnya di buku ini. Buku ini aku persembahkan untuk kalian yang pernah hadir dalam hidupku; yang telah pergi maupun yang masih bersamaku. Untuk kalian yang telah pergi; terima kasih karena telah singgah dalam hidupku, aku harap kalian membaca ini walau aku tau itu tak mungkin, untuk kalian yang masih bersamaku; terima kasih karena tak pernah pergi walau aku tau ini tak akan selamanya, untuk kalian yang telah membaca buku ini; terima kasih telah membaca setiap kata-nya. Dari aku yang baru berani membukukan karya-karyaku, kuharap kalian menyukainya. ---------------------------Dari Monica Beberapa orang bilang untuk bisa menulis sepatah, dua patah puisi, kau harus rela patah lebih dulu. Aku telah patah, lagi, dan aku menulis buku ini. Sebelum puisi, namun tetap tak lebih dulu dari Tuhan-ku, aku mempersembahkan tulisan ini untuk semua orang yang aku cintai; mereka yang paling berkuasa membuatku patah hati jika mereka kehendaki. Setelahnya, terima kasih untuk setiap mata yang setuju membaca kata demi kata di buku ini; semoga kau suka dan kudoakan kau terhindar dari patah hati. Andai kayu tak pernah dijadikan abu oleh api, tentu puisi-puisi tak akan lahir. Selamat membaca!