Resume] Raih Generasi Emas Tahun 2045 dengan Islam
Narasumber: Ustadzah Umi Hamzah (Pengisi tetap Ajang Keluarga Sakinah DSK 103,2 FM)
Jumat, 23 Desember 2022/ 29 Jumadil Ula 1444 H
Di tahun 2045 Indonesia genap berusia 100 tahun atau 1 abad. Tinggal 20 tahun lagi. Dan itu bukan waktu yang lama. Maka dari itu, adanya pencanangan pemerintah untuk menyiapkan generasi di tahun 2045. Di tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% berada dalam usia produktif. Bonus demografi akan menjadi sebuah anugerah jika anak-anak saat ini disiapkan menjadi generasi emas. Generasi yang memiliki misi menjadi pejuang Islam, berjuang agar hukum Islam dapat diterapkan secara keseluruhan. Jika diperhatikan, dalam sejarah yang terjadi di dunia, pemuda memiliki peranan penting didalam hampir setiap perjuangan. Pemuda berperan dalam peristiwa dunia, seperti peristiwa Revolusi Perancis ataupun peristiwa Reformasi di Indonesia.
Begitu juga dalam sejarah Islam. Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah untuk menyebarkan Islam, terpilih dari kalangan pemuda yang berada di usia sekitar 40 tahun-an. Rasulullah Saw., ketika diangkat oleh Allah menjadi Rasul, usia beliau 40 tahun dan banyak dari para shahabat beliau, di generasi pertama banyak dari kalangan pemuda. Begitu pun para ulama, tokoh, dan ilmuwan Islam banyak yang berasal dari kalangan para pemuda juga.
Namun sangat disayangkan fakta remaja atau pemuda hari ini justru terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba, lgbt, dll. Jika kondisi seperti ini tidak diperbaiki, maka terwujudnya generasi emas hanya akan menjadi mimpi. Bagaimana cara mewujudkan mimpi agar para pemuda menjadi sosok remaja yang tangguh dan bertanggungjawab terhadap agama, bangsa dan negaranya? Hadirnya sosok pemuda generasi emas bukan karena keajaiban. Tetapi dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk bisa mewujudkannya. Perlunya melakukan pembenahan untuk meraih generasi emas 2045. Ada 3 hal yang harus dibenahi, yaitu:
_Pertama,_ Individu. Individu kaum muslimin harus dibenahi, yaitu dengan meningkatkan keimanannya dan mempelajari hukum-hukum Islam untuk diamalkan.
_Kedua,_ Masyarakat. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan kontrol sosial. Sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS. Ali-Imran: 104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
_Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung._
_Ketiga,_ Negara. Karena tidak akan mungkin hukum-hukum Islam bisa diterapkan secara keseluruhan tanpa adanya sistem pemerintahan. Dan banyaknya kebobrokan yang terjadi saat ini dapat diselesaikan dengan tuntas jika adanya peran negara. Maka tidak ada lagi yang berani melakukan kemaksiatan jika ada hukum dan sanksi yang tegas dari negara.
Imam Al Ghazali dalam kitabnya Al iqthisad Fi Al I’tiqad menyatakan, _agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama merupakan fondasinya sedangkan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tak memilki fondasi niscaya akan roboh. Segala sesuatu yang tak memilki penjaganya pasti akan musnah._
Inilah 3 aspek yang harus dibenahi. Dan ketiga aspek tersebut harus sejalan antara individu, masyarakat dan negara.Tanpa melakukan pembenahan maka tidak akan bisa mendapatkan generasi emas di tahun 2045, karena anak-anak hari ini, mereka yang akan menerima pembelajaran yang diberikan kepada mereka. Kalau pembelajaran yang diberikan salah, maka mereka akan menjadi generasi yang salah. Kalau generasinya salah berarti bukan generasi emas. Maka dibutuhkan upaya bersama untuk melakukan pembebahan terhadap 3 aspek tersebut.
Wallahu’alam
Penulis: Tia Febriani