Palestina adalah wilayah dengan sejarah panjang yang berakar sejak ribuan tahun lalu. Wilayah ini terletak di Timur Tengah, berbatasan dengan Israel di barat dan timur, Mesir di selatan, serta Yordania di timur. Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina menjadi isu yang paling menonjol di kawasan ini, dengan perselisihan mengenai tanah, identitas, dan kedaulatan yang terus berlangsung hingga kini.
1. Sejarah Awal Palestina
Palestina memiliki sejarah panjang yang diawali sejak zaman kuno. Wilayah ini telah menjadi rumah bagi berbagai peradaban, termasuk Kanaan, Filistin, dan bangsa Israel kuno. Pada abad ke-1 Masehi, Kekaisaran Romawi menguasai wilayah ini dan mengganti nama kawasan tersebut menjadi Palestina, mengacu pada bangsa Filistin. Sejak saat itu, Palestina mengalami berbagai penjajahan, termasuk oleh Kekaisaran Bizantium, Arab Muslim, dan Ottoman.
2. Era Mandat Britania dan Deklarasi Balfour
Pada awal abad ke-20, setelah Perang Dunia I, Palestina berada di bawah kendali Inggris sebagai bagian dari mandat Liga Bangsa-Bangsa. Salah satu titik penting dalam sejarah Palestina adalah Deklarasi Balfour tahun 1917, di mana Inggris mendukung pendirian “tanah air” bagi bangsa Yahudi di Palestina. Namun, deklarasi ini tidak mengakui hak-hak warga Arab yang telah lama tinggal di sana, sehingga memicu ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab.
3. Perang Arab-Israel 1948
Ketika mandat Inggris berakhir pada tahun 1948, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi dua negara, Yahudi dan Arab, dengan Yerusalem sebagai kota internasional. Namun, rencana ini ditolak oleh negara-negara Arab, dan segera setelah Israel memproklamirkan kemerdekaannya, pecahlah Perang Arab-Israel. Perang ini menghasilkan eksodus massal orang-orang Palestina, yang dikenal sebagai Nakba (bencana), dan meninggalkan lebih dari 700.000 pengungsi Palestina.
4. Konflik Berkepanjangan
Sejak tahun 1948, konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Israel berhasil memperluas wilayahnya, sementara warga Palestina semakin kehilangan tanah mereka. Di sisi lain, upaya untuk mencapai perdamaian terus menemui jalan buntu. Pada tahun 1967, dalam Perang Enam Hari, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, yang hingga kini masih menjadi sumber ketegangan.
5. Gerakan Perlawanan Palestina
Pada tahun 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) didirikan dengan tujuan mendirikan negara Palestina yang merdeka. Di bawah pimpinan Yasser Arafat, PLO menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel. Selain PLO, kelompok seperti Hamas yang berbasis di Jalur Gaza juga muncul sebagai kekuatan signifikan, dengan strategi perjuangan yang lebih radikal. Hamas mendukung perlawanan bersenjata dan menolak keberadaan Israel, yang semakin memperumit upaya perdamaian.
6. Intifada: Pemberontakan Rakyat Palestina
Pada akhir 1980-an, rakyat Palestina melancarkan pemberontakan massal yang dikenal sebagai Intifada pertama, yang merupakan bentuk protes melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifada kedua meletus pada awal tahun 2000-an setelah gagalnya perundingan perdamaian di Camp David. Kedua peristiwa ini menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina dan mempertegas aspirasi mereka untuk merdeka.
7. Upaya Perdamaian yang Terus Gagal
Upaya perdamaian telah diusahakan berkali-kali, termasuk Konferensi Madrid (1991), Kesepakatan Oslo (1993), dan Inisiatif Arab untuk Perdamaian (2002). Meskipun beberapa kemajuan sempat dicapai, seperti pembentukan Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Gaza, perjanjian damai yang komprehensif belum juga terwujud. Hambatan utama meliputi status Yerusalem, pengungsi Palestina, serta permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat.
8. Situasi Kemanusiaan di Palestina
Konflik yang berkepanjangan membawa dampak besar bagi warga Palestina, terutama di Jalur Gaza, yang mengalami blokade ketat oleh Israel sejak 2007. Situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatinkan dengan terbatasnya akses terhadap air bersih, listrik, dan layanan kesehatan. Sementara itu, di Tepi Barat, ekspansi permukiman Yahudi terus berlangsung, membuat warga Palestina kesulitan mengakses tanah mereka sendiri.
9. Dukungan Internasional dan Pandangan Dunia
Isu Palestina-Israel telah menarik perhatian dunia internasional. Banyak negara dan organisasi internasional mendukung hak-hak Palestina, sementara Israel mendapat dukungan kuat dari Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. PBB telah mengeluarkan berbagai resolusi yang menyerukan penghentian pendudukan Israel, namun hingga kini belum ada tindakan yang berhasil menghentikan konflik.
10. Harapan Perdamaian di Masa Depan
Meskipun situasi politik di Palestina dan Israel masih sangat kompleks, harapan perdamaian tetap ada. Sebagian besar warga Palestina dan Israel masih mendambakan solusi dua negara, di mana kedua bangsa hidup berdampingan dengan damai dan aman. Namun, hal ini hanya mungkin tercapai jika ada dialog yang jujur, penghormatan terhadap hak asasi manusia, serta dukungan internasional yang lebih kuat untuk perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Rujukan:
- Smith, Charles D. Palestine and the Arab-Israeli Conflict: A History with Documents. Bedford/St. Martin’s, 2017.
- Gelvin, James L. The Israel-Palestine Conflict: One Hundred Years of War. Cambridge University Press, 2021.
- Khalidi, Rashid. The Hundred Years’ War on Palestine. Metropolitan Books, 2020.