Karena buku ini adalah sebuah jawaban ketika kita sudah banyak memperoleh pengalaman dari orang-orang dan lingkungan sekitar yang sudah membekali dan menggurui langkah kisah hidup. Kita harus berpijak pada seharian penuh, mendayungi pecahan waktu yang dibeli zaman dengan ketimpangan sosial yang nyata; ketidakadilan, ketidakbebasan, penindasan
terhadap hak hidup orang lain. Tentunya kita sudah merasakan, hingga banyak dari paham yang mengatasnamakan “tindak-tanduk hidup”, menipu dan rakus, kadangkala itulah sifat manusia.Di lain sisi, banyak yang mengantongi luka dari kisah hidup yang tak kasih, seperti banyak yang mematok tanah mereka, harga beli hasil pangan yang tak merata, tagihan pendidikan yang tinggi, dan lain-lain. Banyak dari mereka yang sudah lama bertahan hidup seperti itu, menentukan dalil kebenaran dan
keadilan. Tubuh mereka dingin tanpa jas hujan saat menunggu pembeli di emperan pertokoan, memesan makanan malam pun tak sanggup lagi. Sebab mereka masih mengais rejeki di lorong kota.Kita memergoki waktu dan zaman yang semakin edan, di antaranya banyak media yang pertontonkan berita dan isu hukum berpijak dengan keteledoran tumpul ke bawah. Tentunya itulah wajah warna-warni negeri kita, sementara kita perangi waktu dengan keluarga di kebun, menanam padi dan jagung untuk siap mengantongi lambung setahun. Itulah langkah pagi anak desa hingga memayungi gelap malam.Mari kita bercinta dengan nilai kemanusiaan. Jangan kita bicarakan lagi tentang sebuah keadilan, harganya tak dapat kita peroleh. Semoga buku ini
menjadi jawaban dan memberikan sebuah kebebasan dalam kebenaran. (Tiara Syarah, Pembaca)