Naluri Kemanusiaan Akan Terjaga Hanya Dengan Islam
Oleh. Reni Tresnawati
Baru baru ini, sebuah mobil mewah meluncur ke Indonesia. Kendaraan tersebut merupakan generasi kelima dan dibanderol mulai Rp5,9 miliar dengan status off the road. Meski mahal dan baru diluncurkan, tapi stok yang tersedia di tanah air sudah nyaris habis. Kendaraan apa itu, yang menghipnotis masyarakat dari kalangan berkantong tebal, sehingga mereka rela merogoh saku dalam-dalam?
Menurut direktur pemasaran PT JLM Auto Indonesia, Irvino Edwardly dan rupanya kendaraan itu baru masuk ke Indonesia melalui PT JLM Auto Indonesia, dan rupanya berstatus limited dan hanya tersedia 50 unit di dalam negeri sampai akhir tahun. Hal itu disampaikan Irvino di Jakarta Selatan saat peluncuran produk kendaraan baru bermerk Range Rover. Senin, 26/9/2022. Detik.com.
Sementara itu, seperti diketahui bahwa masyarakat Indonesia saat ini sedang dilanda kemiskinan atau kesulitan hidup. Indonesia termasuk dalam 100 negara paling miskin di dunia. Hal ini diukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan bruto per kapita. Mengutip World Popalation Review, Indonesia masuk dalam urutan ke 73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$ 3.870 per kapita pada 2020. Sementara jika mengutip gramaj.com Indonesia menjadi negara paling miskin di nomor 91 di dunia pada 2022. Jum’at 30/9/22. CNN Indonesia.
Melihat perbandingan harga mobil mewah yang bermiliar-miliar berada di negeri ini dengan pendapatan masyarakat Indonesia, yang di bawah harga mobil. Sungguh ironis sekali, di tengah masyarakat yang sedang dilanda kesulitan ekonomi, segelintir orang malah memburu mobil mewah yang harganya fantastis.
Miris, masyarakat bawah untuk makan saja susah, ini justru menghambur-hamburkan uang demi membeli sesuatu hal yang bisa menyakiti orang miskin. Kalau saja dana itu dialokasikan untuk membantu masyarakat yang dalam kesulitan ekonomi, pasti akan sedikit meringankan beban hidup mereka yang menghimpit. Mereka pun pasti bersyukur dengan mendoakannya, di situlah terjalin ikatan hati yang mereka rasakan.
Di satu sisi, mereka bisa meringankan beban orang lain. Di sisi lain, mereka terbantu dalam kebutuhan hidupnya. Saling memberi dan menerima. Kemudian, rasa empati dan simpati pun terpupuk diantara mereka. Namun sayang, hari ini hal itu bagai api jauh dari panggang, tidak mungkin terjalin karena rasa empati dan simpati sudah hilang dari diri mereka. Melihat fenomena ini, maka makin terlihat ketimpangan nyata di depan mata, di tengah kehidupan masyarakat saat ini, bahwa sistem kapitalisme telah berhasil mematikan naluri kemanusiaan orang-orang beruang.
Naluri kemanusiaan akan hidup atau bangkit ketika umat manusia terikat dengan hukum syara dan menerapkan syariat secara nyata dalam kehidupan, dan ini akan terwujud hanya dengan sistem Islam. Islam menjaga agar naluri kemanusiaan tetap terjaga, melalui berbagai kewajiban syariat yang telah ditetapkan, bahwa menjadikan kemanusiaan atau rasa empati terhadap sesama manusia sebagai amal kebaikan. Karena dalam Islam, amal kebaikan akan di balas oleh pahala yang Allah janjikan, untuk bekal di hari akhir kelak. Entah itu di balas langsung, entah itu di balas dengan cara lain, seperti nikmat sehat, nikmat ibadah, dll. Bisa juga amal kebaikan itu ditangguhkan dan diberikan di hari penghisaban untuk meringankan timbangan di akhirat nanti. Jadi semua amal kebaikan atau rasa kemanusiaan yang manusia lakukan tidak ada yang sia-sia. Wallahu a’lam bishowab.