Menyiapkan Remaja Menjadi Pemimpin Masa Depan

*Menyiapkan Remaja Menjadi Pemimpin Masa Depan*

Di pagi yang cerah, Alhamdulillah jama’ah majelis ta’lim Shoffa telah hadir memadati majelis untuk menyimak materi pada pagi itu. Kajian majelis ta’lim pada kesempatan itu diisi oleh Ustadzah Nafi’aturrahmah dengan tema Menyiapkan Remaja Menjadi Pemimpin Masa Depan.

Sebelum kajian dimulai, pemateri memberikan pembukaan kepada jama’ah dengan hadits “Barangsiapa yang bangun di pagi hari tidak memikirkan umatku, maka bukan termasuk golonganku”. Lalu beliau memberikan pertanyaan kepada jama’ah “Apa cita-cita anak Ibu di masa depan?”. Karena pada umumnya orangtua akan menjawab dengan jawaban profesi yang diidam-idamkan. Apakah itu salah? Tentu tidak. Namun mengingat kondisi remaja saat ini yang sangat memprihatinkan, membuat para orangtua mendambakan anak-anak sholih atau sholihah hadir di tengah-tengah mereka. Kondisi memprihatinkan itu di antaranya hampir sebagian besar remaja berpacaran, rentan mengalami mental illness, menjadi pemakai narkoba dan tak berdaya menghadapi gempuran globalisasi.

Bisa kita saksikan fakta kebanyakan remaja belum bisa memfilter arus informasi dari efek globalisasi sehingga semua yang dihasilkan dari globalisasi seolah baik dan konstruktif. Ini terbukti ketika banyak remaja yang lebih memilih mengeksiskan diri di media platform Tiktok.

Tahun 2030 diprediksikan akan terjadi ledakan penduduk (bonus demografi). Maksudnya, populasi masyarakat yang terkategori usia produktif akan lebih banyak jumlahnya daripada yang berusia lanjut. Ini menjadi peluang emas bagi umat muslim untuk memperbesar potensi para pemuda muslim untuk menjadi pemimpin di masa depan. Di sini peran seorang ibu sebagai umm wa robbatul bayt sangat mendesak diperlukan untuk mendidik dan mengarahkan anak-anaknya pada tujuan hidup yang hakiki.

Allah subhanahu wa ta’alaa sebagai Al Kholiq sangat memahami apa yang dibutuhkan ciptaan-Nya. Maka, sudah selayaknya kita berhukum pada hukum Allah. Sayangnya, sekarang ini masyarakat abai untuk menerapkan hukum Allah. Kita tidak bisa memungkiri fakta pasangan yang belum menikah sudah hidup seatap karena akibat hukum Allah tidak diterapkan. Itu lumrah terjadi. Ini karena paham Sekulerisme yang diadopsi di tengah masyarakat, paham yang memisahkan antara agama dan kehidupan.

Ini PR yang besar bagi para ibu untuk menghalau gempuran paham sekulerisme. Dan untuk menyiapkan ini semua bermula dari sebelum menikah. Menyusun visi misi berkeluarga, merancang walimatul ‘ursy yang sesuai dengan aturan hukum syara’ dan lain-lain. Ketika sudah menjadi orangtua, mulai memikirkan bagaimana memahamkan anak ketika telah baligh, dia sudah tertaklif hukum syara’ dan memahamkan pada anak-anak bahwa belajar agama itu wajib. Peran orangtua ialah menjadi contoh anak-anaknya dengan mengajak anak-anak pada aktifitas halqoh orangtuanya.

Menyiapkan bekal untuk anak-anak tidak semata-mata menyiapkan hunian untuknya agar nanti tidak hidup susah tapi juga menyiapkan bekal untuk ke akhirat. Dengan mendorong anak-anak untuk datang ke kajian, salah satunya. Dengan begitu, anak-anak dapat menemukan jatidirinya yang betul sebagai hamba Allah. Ketika remaja sudah paham hakikat jatidirinya, maka dia bisa memecahkan tiga pertanyaan mendasar. Dari mana kita berasal, apa tujuan hidup kita di dunia dan akan ke mana setelah hidup di dunia. Jika remaja sudah mampu menjawab tiga pertanyaan mendasar, remaja sudah siap menghadapi tantangan kehidupan. Menjadikan dia pemimpin di kelompoknya atau lingkungannya.

Adapun kita perlu memiliki sosok atau figur pemimpin yang bisa memberikan kita teladan, yaitu Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam, para shahabat, shahabiyah. Perempuan pun bisa menjadi pemimpin di komunitas sesama perempuan, menjadi ‘uyunul ummah (mutiara umat) di tengah masyarakat.

 

16 Oktober 2022

Reportase MT Shoffa Karawang 

  1. Writer: Siti Hardiyanti 
0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar
Rekomendasi
Teriakan hati

Teriakan hati

/
Semua orang memang berhak bersuara dengan lantang, mengatakan pada dunia tentang keadaan yang saat ini ...
Dewi Lestari

Dewi Lestari

/
Dewi Lestari Simangunsong atau yang akrab dipanggil Dee (lahir 20 Januari 1976) adalah seorang penulis ...
ini contoh

ini contoh

/
ini contoh akan dihappus lagi ini contoh akan dihappus lagiini contoh akan dihappus lagiini contoh ...
B-668ca1d8

JEJAK INSPIRATIF SANG GURU

/
Sebuah buku yang terlahir dari para guru inspiratif yang ingin mengabadikan strategi belajar mengajar inspiratif ...