Beli buku versi cetak

PINJAM BUKU
Baca buku harian mulai dari SERIBU RUPIAH sudah bisa baca dan nikmati fitur 3D Book
Cinta Tanpa Jumpa
Kisah cinta ku dengan Rabb-ku adalah aku mencintai-Nya walau tanpa jumpa. Aku mencintai segala bentuk kasih sayang-Nya, aku mencintai setiap kebahagiaan yang Rabb-ku titipkan kepadaku, aku mencintai setiap Qadha dan Qadar-Nya yang mengiringi langkahku dan segala hal yang yang teramat indah di dalam hidupku. Karena walau tanpa jumpa namun aku masih mampu menggenggam naungan Rahmat-Nya dibumi-Nya yang luas ini.
Aku mencintai-Nya hingga kelak setelah kematian aku bisa berjumpa dan menatap wajah-Nya setelah perjalanan panjang ku di dunia menyeru setiap bait cinta yang indah dalam memuji-Nya dan raghbah mencintai-nya walau tanpa jumpa.
“Cinta adalah ruang dan waktu yang diukur oleh hati.”
Ketika hati jatuh dalam naungan cinta, hati terpaut pada hamparan indah yang berwarna. Saat itu kita mencintai sesuatu atau mencintai seseorang tanpa perlu mengeja atau menentukan ruang dan waktu dimana cinta itu akan mulai bersemi. Tanpa perlu mendikte dimana hati akan merebahkan cinta. Maka mencintai tanpa jumpa merupakan hal yang tak aneh dalam siklus kehidupan kita sebagai manusia yang senantiasa mengukir cinta.
Sejatinya kita tak pernah tau kapan cinta itu akan tiba dan bersemai dihati.
Seringkali rasa cinta itu datang begitu saja, tanpa jadwal, tanpa pengumuman dan tidak ditentukan di situasi tertentu atau di tempat tertentu rasa cinta itu akan hadir dan tumbuh. Cinta terjadi tentu dengan berbagai sebab atau alasan. Namun, kita tidak bisa menentukan hanya di alasan tertentu saja kita akan mulai mencintai seseorang.
Bahkan bukan hal yang mustahil, untuk mencintai seseorang dari jarak yang jauh, mengaguminya hanya dari postingan sosial medianya, hanya dengan menatap setiap foto yang tersusun rapih di akun instagram nya, sekalipun tidak pernah bertemu langsung atau tidak pernah sekedar melihatnya langsung namun hati selalu merasa haus untuk melihat setiap jejak keadaannya.
Kita hanya mengandalkan hati yang menilai bagaimana seseorang itu tampak sangat indah dan berharga. Maka bukan hal yang sulit untuk kita juga mencintai Allah, mengagumi kebesaran Allah, menyayangi setiap ciptaan Allah, menghabiskan waktu untuk mengingat Allah, sekalipun kita tak mampu melihat Allah secara langsung.
Di zaman yang serba digital ini, banyak sekali manusia yang mencintai atau mengagumi idol-idol yang bahkan tak pernah mereka temui secara langsung. Mereka hanya mencintai tanpa pertemuan, tanpa obrolan secara langsung dan bahkan kebanyakan ada yang mencintai Anime atau animasi fiksi.
Begitupun kita umat Muslim yang tentu belum pernah bertemu atau melihat Allah secara langsung. Kita beribadah, kita mengimani, kita mempercayai bahwa Allah ada dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Kita belajar mencintai Allah dzat yang walaupun tak terlihat tapi kita bisa memandangi indahnya ciptaan-Nya. Dzat yang walaupun tak dapat kita dekap tapi kita dapat merasakan hangatnya kasih sayang-Nya, berlimpah nikmat dari-Nya dan nyatanya kekuasaan-Nya.
Walaupun kita tak pernah berjumpa langsung dengan Allah, tapi kita bisa berdialog penuh harap dan cinta dengan-Nya di dalam Shalat, kita bisa berinteraksi hangat dalam Dzikir menyebut nama-Nya. Tak ada jarak antara kita dengan Rabb kita, bahkan Allah berfirman bahwa Allah lebih dekat dengan kita daripada urat leher kita sendiri.
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Qaf Ayat 16,
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
Cinta tanpa jumpa akan sangat melelahkan dan menyedihkan jika bertepuk sebelah tangan. Namun, Allah tak pernah mengabaikan rasa cinta kita kepada-Nya. Allah senantiasa menunggu kita kembali mencintai-Nya. Allah tak pernah berhenti memberikan kita ketukan hidayah ke dalam hati kita walaupun seringkali kita enggan menerima hidayah tersebut.
Indahnya Cinta tanpa jumpa.
Cinta tanpa jumpa yang tumbuh dan mekar pada setiap senyuman hangat kita di waktu subuh, menyemai taburan rasa syukur dan rasa bahagia menyebut nama-Nya. Cinta tanpa jumpa yang terus menyala di dalam hati hingga tak ada ruang gelap yang menyelimuti hati. Cinta tanpa jumpa yang penuh dengan untaian kalimat tahmid, tasbih, takbir di lisan kita karena kerinduan yang teramat dalam kepada Allah Yang Jiwa kita berada dalam genggaman kasih sayang-Nya.
Cinta tanpa jumpa dengan Allah Sang Pemilik Cinta. Mulailah semaikan di hati untuk mencintai Allah di dunia dan mengharapkan kelak dengan kasih sayang-Nya kita diizinkan untuk melihat wajah-Nya di akhirat.
Mencintai Allah sambil berharap mendapatkan keridhoan-Nya atas seluruh hembusan nafas kita, setiap langkah kita, baik buruknya kita, setiap senang dan dukanya kita menghadapi takdir-Nya di dunia yang singkat ini. Dan Mencintai Allah sambil mengharapkan sebaik-baiknya perjumpaan kelak di Syurga-Nya.
Bentuk Cinta
“Cinta kita seperti angin, aku tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa merasakannya.”
– A Walk To Remember
Wujud Cinta itu tidak bisa diukur bagaimana ia akan terbentuk dan bersemi di hati. Ada cinta yang terbentuk karena mengagumi paras seseorang yang indah, ada cinta yang terbentuk karena merasakan bahagia saat bersamanya, ada cinta yang terbentuk karena mengagumi baiknya akhlaknya, ada cinta yang terbentuk karena rasa nyaman dan saling memahami. Dan banyak lagi bentuk cinta yang menghiasi dunia.
Begitulah cinta tak cukup teori untuk memaparkan bagaimana bentuk cinta. Untuk saat ini, sudahkah kita mencintai Allah dengan sebaik-baiknya bentuk cinta, memberikan bentuk cinta yang hangat kepada Rabb kita yang selama ini selalu mencukupkan segala-galanya bagi kita di dunia sekalipun kita selalu mengabaikan kasih sayang-Nya namun Allah tak pernah henti memberikan sejuta kebaikan dan cinta kepada kita hamba-Nya. Kita hidup di dunia, jika bukan karena cinta dan kasih sayang-Nya maka kita tidak akan mampu bertahan barang sedetik pun. لاَ حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Segala bentuk cinta Allah penuhi untuk kita di dunia dengan sebaik-baiknya cara dalam mencintai. Bentuk cinta Words of Affirmation, Allah turunkan Al-Qur’an yang penuh dengan cinta di dalam-Nya yang menjadi pedoman untuk hidup kita, susunan kalimat indah yang Allah turunkan untuk membersamai hari-hari kita, didalamnya tersusun rapih kalimat-kalimat penenang dari-Nya, kalimat-kalimat penyemangat, susunan kalimat yang sangat hangat dan lembut memanggil kita hamba-Nya, padanya banyak sekali cara untuk mengenal Allah. Namun, seringkali kita yang justru mengabaikan Al-Qur’an dan enggan mentadabburi isinya.
Bentuk cinta Act of service, bentuk cinta dari Allah yang tak pernah berhenti menolong kita, sekalipun kita jatuh dijurang maksiat yang sama berulang kali, Allah penuhi setiap kebutuhan kita, kita yang justru jarang sekali meminta kepada Allah, untuk sekedar ingat bahwa kita butuh Allah saja kita sering lalai. Namun, Allah tak pernah berhenti menyayangi kita hamba-Nya di dunia.
Kemudian bentuk cinta receiving atau giving gift, setiap hari Allah memberi kita kemudahan untuk bernafas, untuk beraktivitas, tanpa absen setiap hari Allah berikan kita rezeki dan kebaikan kepada kita. Namun, kita jarang mensyukuri segala kebaikan yang datang dari-Nya, kita jarang berterimakasih dan menghargai pemberian dari-Nya, rasanya berat sekali untuk bertahmid (hamdalah) memuji-Nya.
Bentuk cinta Quality Time, Allah menyeru kita lewat indahnya adzan sehari lima kali untuk mengingatkan kita menyisihkan waktu fokus bersama Allah. Seharusnya setiap waktu kita habiskan untuk mengingat Allah, bukan hanya saat waktu sholat tiba. Seringkali kita menolak Quality time di dalam shalat bersama Allah, kita menolak ajakan Allah dan malah mengabaikan kewajiban kita di dunia. Padahal sholat adalah peristirahatan yang tenang dari beratnya perjalanan kita di dunia.
Bentuk cinta Physical touch, Allah mengetuk hati kita, menyentuh hati kita dengan hidayah, yang hati kita berada di dalam genggaman-Nya namun seringkali kita lebih memilih dunia yang penuh dengan luka dan kekecewaan ini.
Allah tidak nampak, Allah tidak bisa kita dengar langsung, Allah juga tidak bisa kita dekap. Saat mencintai Allah kita dapat melihat Allah dari segala keindahan yang Allah ciptakan. Melihat dari indahnya pemandangan yang dilukis oleh-Nya, melihat dahsyatnya matahari yang bersinar, melihat lautan yang airnya tak akan pernah habis ataupun melihat langit yang begitu luas tanpa ada penyangga. Bentuk cinta dimana kita bisa merasakan kebahagiaan saat berada di alam yang indah ciptaan Allah.
Kita dapat mendengar panggilan Adzan yang menandakan sudah waktunya kita berdialog dengan Allah lewat Sholat kita. Betapa merdu dan indahnya panggilan Allah melalui adzan agar kita kembali menghabiskan waktu bersama-Nya di dalam sholat. Kita juga bisa berdzikir pada-Nya dan sibuk berdo’a hanya kepada-Nya. Sesi paling hangat dalam cinta adalah deeptalk kita dengan Allah, kita curahkan segala resah, bahagia, kesedihan dan tangisan pada-Nya. Allah akan selalu mendengarkan kita tanpa ada batasan waktu dan ruang, tanpa tapi, tanpa menghakimi dan tanpa pengabaian.
Dan itulah bentuk kehebatan cinta kita bersama-Nya.
Kita mencintai Ruh yang bahkan kita tidak mampu mendengar-Nya. Kita mencintai Ruh yang bahkan kita tidak bisa bertemu langsung dengan-Nya. Kita mencintai Ruh yang bahkan kita tidak bisa melihat Rupa-Nya.
Dan tingkatan Cinta tertinggi adalah mencintai Allah seakan-akan kita beribadah sambil melihat-Nya dan Allah melihat kita langsung saat kita berdialog dengan-Nya didalam pertemuan singkat yaitu Sholat. Irama cinta luar biasa yang hanya dirasakan hamba kekasih pilihan-Nya dan semoga kita termasuk hamba yang merasakan bentuk cinta tertinggi dalam mencintai-Nya.
Untuk melanjutkan BAB selanjutnya silahkan anda bisa melakukan pinjam buku atau membeli buku versi cetaknya
Penulis :
Fakhitah Al-Idrus
Ukuran :
14 x 21
Status :
Terbit
Ketebalan :
195 Halaman
ISBN :978-623-5304-86-1