Filosofi Teras

Pemesanan buku

3D Book

Shopee

Tokopedia

Whatsapp

Sinopsis
Secara garis besar, buku Filosofi Teras berisi penjelasan mengenai konsep Stoic. Konsep Stoic adalah salah satu konsep filosofi yang lahir di zaman Yunani-Romawi Kuno.Buku ini menceritakan tokoh Zeno, seorang pelopor filsafat stoa yang kerap mengajarkan filosofinya di sebuah teras berpilar. Diceritakan sekitar 300 tahun sebelum Masehi, kapalnya yang sedang berlayar mengangkut barang dagangan mahal karam di tengah laut. Zeno pun terdampat di Athena.Namun, di sinilah ia mengenal filsafat dari guru bernama Crates.Ia juga mempelajari sejumlah filsafat lain hingga menyebarkan ilmunya ke masyarakat.Zeno lebih senang mengajar di sebuah teras berpilar. Dalam bahasa Yunani, teras pilar disebut sebagai "stoa".Dari sinilah lahir istilah Stoisisme, yang kini diterjemahkan menjadi Filosofi Teras. Stoisisme sering disalahartikan dengan pasrah dengan keadaan. Padahal, ini tidak sama dengan proses menerima atas kejadian-kejadian yang tidak bisa kita kendalikan. Dalam Filosofi Teras, ada dua tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pertama adalah hidup bebas dari emosi negatif seperti sedih, marah, cemburu, curiga, hingga baper. Ketentraman dalam hidup hanya bisa didapatkan dengan fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Ya, emosi negatif lah yang bisa dikendalikan, bukan faktor eksternal dalam diri. Tujuan kedua dalam buku Filosofi Teras adalah hidup dengan kebaikan. Pembaca akan diajak untuk menentukan cara hidup sebaik-baiknya layaknya manusia. Mulai dari kemampuan mengambil keputusan, bersikap adil dan jujur, memegang prinsip yang benar, dan menahan diri. Filsafat stoisisme lahir di era penuh peperangan dan krisis di Yunani. Dari situasi itulah, filsafat ini ditulis untuk menghadapi masa sulit. Perlu diingat bahwa stoisisme tidak menjanjikan kedamaian di akhirat, tetapi rasa ketenteraman di kehidupan sekarang. Ambil contoh pada berita hoaks yng beredar hingga menyebabkan perpecahan di masyarakat. Meski kerap membuat naik darah, hindari langsung mengungkapkan amarah di kolom komentar dan membagikan kabar tersebut sebelum dicek kebenarannya. Dari contoh ini, Moms tak lantas mengikuti hawa nafsu yang menggebu-gebu saat emosi. Justru, Moms diajak untuk menggunakan nalar atau rasio agar tak gegabah sebelum bertindak. Jangan mudah dikuasai emosi negatif seperti marah, iri, atau dengki saat bersosialisasi. Fokuslah pada hal-hal yang bisa dikendalikan agar lebih tenang dalam menghadapi masa sulit dalam hidup. Ingatlah bahwa sikap dan persepsi Moms ada sepenuhnya di bawah kendali pribadi, bukan di tangan orang lain. Contoh lain, saat mengalami patah hati karena pasangan bosan, apakah harus memaksakan? Bukankah lebih baik jika Moms melapangkan hati, menerima, dan bersikap move on? Filosofi Teras mengajak Moms untuk menyakini bahwa Moms bukanlah sekoci kecil tak berdayung dan pasrah digoyang ke sana-sini saat diterjai badai. Moms bisa menentukan respon apa yang akan diberikan saat menghadapi peristiwa-peristiwa unik dalam hidup. Emosi negatif bukan harus diperangi, tapi diselidiki dan dikendalikan. Ketimbang menghabiskan waktu dengan mengumpat dan marah-marah, lebih baik pikirkan efek ke depannya. Apakah Moms tidak rugi jika mencurahkan waktu, pikiran, dan emosi untuk memikirkan hal-hal yang tak sepadan?

PINJAM BUKU

Baca buku harian mulai dari SERIBU RUPIAH sudah bisa baca dan nikmati fitur 3D Book

0 0 votes
Rating
Subscribe
Notify of
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Umpan Balik Sebaris
Lihat semua komentar