
PINJAM BUKU
Baca buku harian mulai dari SERIBU RUPIAH sudah bisa baca dan nikmati fitur 3D Book
Baca beberapa Bab Gratis
Merawat Asa
Alhamdulillah. Semakin hari semakin terasa betapa kemudahan demi kemudahan Allah hadirkan di hadapan kita melalui teknologi yang terus berkembang. Salah satunya teknologi informasi. Hadirnya media sosial semisal facebook, IG, dan lainnya membuat manusia di berbagai belahan dunia terkoneksi dan saling berkomunikasi. Termasuk sekian banyak inspirasi bertebaran tiada henti. Hal itu sangat disayangkan bila dilewatkan begitu saja.
Karena seringnya saya membaca tulisan-tulisan singkat dan inspiratif dari yang melintas di linimasa sosial media, diantaranya tulisan Prof. Hadi Susanto (penulis buku ‘Tuhan Pasti Ahli Matematika’) dan Ayah Fikry (penulis buku ‘Dari Delft Hingga Madinah’). Sejak tahun 2014 ketika saya masih bertugas di Merauke, Papua. Seiring berjalannya waktu, saya pikir tak semua orang menggunakan facebook, tulisan-tulisan seperti ini sebaiknya dishare lebih luas di luar media sosial. Akhirnya awal-awal tahun 2021 beinisiatif meminta izin untuk menghimpun itu sekedar untuk bacaan pribadi. Setelah berlalu beberapa waktu, muncul ide alangkah baiknya jika tulisan itu dibukukan saja. Tapi tak kunjung terealisasi karena satu dan lain hal.
Masih di tahun yang sama, saat ada beberapa santri kami yang menyambut ajakan untuk berbagi manfaat lewat tulisan, ada baiknya juga jika mereka itu ‘didekatkan’ dengan orang-orang yang menurut saya inspiratif, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan harapan suatu hari nanti santri-santri yang menyambut ajakan menulis ini bisa berbagi kemanfaatan sesuai dengan bidang mereka seperti sang ahli matematika dan tokoh yang pernah tercatat sebagai ilmuan yang paling produktif bidang catalytic cracking, keduanya merupakan putra-putra kebanggaan Indonesia di kancah dunia. Niat saya hanya ingin menjadi ‘jembatan’ sederhana agar santri bisa mendekati mereka.
Sejatinya mendekatkan melalui tulisan yang disatukan ini merupakan ajakan agar kebaikan mereka tetap ada. Dengan tulisan yang tersimpan, saat rindu tiba, bisa buka tulisannya. Ada rasa bangga, ada syukur atas karunia Allah ta’ala atas anak atau murid yang berkarya, bermakna, dan berguna. Uniknya lagi tulisan itu akan bertahan lebih lama, bahkan melebihi usia penulisnya. Itulah legacy. intinya ingin berbagi kebaikan yang bertahan dalam waktu lama. Nulis buku itu salah satunya. Sederhana, tapi sangat bermakna. Khususnya buat saya pribadi.
Melalui tulisan sederhana dan tulisan berserak yang terhimpun dalam buku yang idenya hadir di Kampung Maghfirah ini saya berharap ini bermakna. Sebab ide ini mulanya yaitu karena tibanya seorang santri yang terlahir di Eindhoven, Belanda. Sang ayah (Ayah Fikry) waktu itu sedang menempuh study doctoral di sana. Tulisan beliau banyak menginspirasi saya, sehingga ingin sekali rasanya saya bersua. Kemudian Allah mudahkan bertegur sapa di Kampung Maghfirah. Karenanya diberilah judul ‘DARI EINDHOVEN HINGGA MAGHFIRAH’.
Akhirnya, semoga Allah berikan keridhoan dalam segala upaya kebaikan kita. Semoga Allah pertemukan untuk bisa menimba kebaikan dan keteladanan.
Akhirnya pada Maret 2021. Allah pertemukan di Kampung Maghfirah. Hanya syukur pada Ilahi yang bisa dipanjatkan, serta sebuah tulisan sederhana dalam buku antologi berjudul ‘TERIMA KASIH PAHLAWANKU’ sebagai hadiah. Tulisan itu termotivasi dari pesan yang membekas,
“Please keep writing. Writing are legacy which can be longer than our biological age” Dr. Oki Muraza.
So, buku ini adalah buah kerinduan pada keteladanan dan upaya mendekatkan yang jauh serta merekatkan yang dekat. Saat satu kesempatan tiga santri kami; ananda Fikry, Moreno, dan Alexander menyambut ajakan untuk berbagi kebaikan melalui tulisan, salah satu dari ketiganya menghadirkan dalam tiga bahasa; Arab, Inggris dan Indonesia. Segera saya inisiasi mendekatkan tulisan mereka dengan sang ilmuan dan matematikawan yang saya ikuti tulisan-tulisan inspiratifnya di media sosial, khususnya facebook. Selain menjadi inspirasi bagi kami, juga berharap pada Ilahi, semoga catatan-catatan sederhana bermakna ini menjadi legacy dan pahala jariyah bagi para penulisnya.
Semoga santri-santri kami semakin termotivasi dan terinspirasi untuk berkontribusi setelah berdekatan melalui tuisan-tulisan mereka yang disatukan ini. Pada gilirannya nanti in syaa Allah, santri-santri kami juga akan menjadi manusia hebat seperti kedua ilmuan yang bangsa Indonesia banggakan ini.
Pesan yang selalu saya ingat dari dari Ayah Fikry, “pintu kebaikan itu banyak” singkat dan sederhana tapi ngena.
Terima kasih Prof. Oki Muraza (Ayah Fikry) dan Prof. Hadi Susanto atas izin untuk dihimpun tulisan-tulisan inspiratifnya dari facebook dan disatukan dengan beberapa catatan santri kami yang pernah juga sebagiannya dishare di facebook. Harapannya santri-santri yang lain pun nyusul menulis dan menebar kebaikan melalui tulisan.
Semoga Allah ta’ala terima upaya ini sebagai amal kebaikan.
ربنا تقبل منا
Kampung Maghfirah
11 Dzulhijjah 1443H/ 10/07/2022
Ayah Fikry
10 Dzulhijah 1443
Seperti aktivitas liburan kami lainnnya saat masih di Arab Saudi, pekan liburan tersebut kami gunakan untuk mengunjungi Al Haramain di Makkah dan Madinah. Saat itu kami sedang naik sebuah elevator di depan Masjidil Haram, di salah satu hotel dan pusat perbelanjaan, persis di depan Masjidil Haram, Makkah.
Fikry dan abangnya, sangat menikmati perjalanan tersebut. Ia saat itu terus tertawa bahagia bersama abangnya.
Di elevator tersebut, saat itu, seorang bapak dari Asia Selatan menyapa kami, “Siapa namanya?” tanya bapak itu, menunjuk Fikry.
Saya berusaha menerka maksud bapak tersebut. Tapi belum terbayang apa arah pertanyaan nya.
“Fikry”, saya menjawab pertanyaan bapak dari Asia Selatan itu. Bapak itu sontak menatap Fikry yang terus tertawa bahagia.
Melihat Fikry yang sangat ceria, Bapak dari Asia Selatan itu lalu berkesimpulan.
“Bukan, namanya bukan Fikry”.
Ia seolah menyatakan bahwa Fikry adalah anak periang, yang mungkin jarang berpikir serius.
***
Nama adalah doa, begitu kata orang bijak. Fikry lahir di tahun 2008 saat ayahandanya sedang sibuk ber-fikir dalam menyelesaikan disertasi S3 di Eindhoven.
Memulai pra-sekolah di Dhahran, Timur Saudi, Fikry terlihat memiliki minat baca yang sangat kuat.
Hari berganti hari saat di Sekolah Dasar di sekolah Manarat Al Khobar International School, Fikry kemudian menunjukkan minat pada banyak hal. Ia rajin membaca buku yang ada di rumah kami di Dhahran, ia juga cepat menguasai banyak topik, secara otodidak, dengan kemampuannya membaca literature dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, lewat tulisan online di internet dan lewat Youtube.
Fikry juga memiliki minat yang luar biasa pada Bahasa. Ia mampu menguasai banyak akar kata. Momen berbahagia kami adalah saat Fikry menguraikan akar kata dan ia mampu menjelaskan dari Bahasa apa kata tersebut berasal dan bagaimana sebuah kata ber-evolusi dengan waktu, bagaimana kata mengalami perubahan ‘rasa’ di zaman yang berbeda.
Alhamdulillah, Fikry memiliki minat Bahasa yang tinggi. Alhamdulillah, Pendidikan dasar di Arab Saudi, membekali Fikry dengan dua Bahasa yang kini ia gunakan untuk mereguk nikmatnya menyelami samudera ilmu pengetahuan.
Saat liburan sekolah, saat berjumpa saudara-saudarinya yang lain, Fikry senang berbagi ilmu pengetahuan yang didapatkan dari berbagai sumber. Ia mampu mengendapkan pengetahuan yang ia baca dari beragam sumber bacaan dan kemudian ia jelaskan secara terstruktur kepada saudara-saudarinya di rumah. Sebuah skill yang menarik.
Semoga Fikry terus istiqomah menuntut ilmu pengetahuan dan ilmu agama.
Fikry membuktikan, meskipun ia anak periang, ia adalah Fikry yang senang menyempurnakan ikhtiar dengan ber-Fikir cermat