Yazid arrashed, entah apa yang ia pikirkan hingga ia lebih memilih sesuatu hal yang bertolak belakang dengan kehidupan sempurna yang tengah ia jalani. Kehidupan yang pada awalnya sempurna itu pun seolah lenyap sekejap mata. Masa-masa SMA yang indah berubah menjadi kelabu. Persabahatan yang ia bangun 10 tahun lamanya harus luluh lantak begitu saja. Apa yang sebenarnya ia cari dari hijrahnya itu? Padahal, semua orang menginginkan kehidupannya, berfoya-foya dengan harta keluarga tanpa khawatir jatuh miskin, memanfaatkan keindahan paras untuk sebuah titik popularitas, menggunakan prestasi untuk eksistensi sempurna, bukan? Namun itulah yang tetap ia pilih. Kematian sang ayah yang penuh konspirasi itu membawanya pergi sejauh ini. Bahkan, setelah masa SMA itu berlalu jiwanya masih terjebak dalam kenangan usang yang tak pernah hilang.