Manusia pada umumnya selalu memiliki sebuah perasaan bernama rindu. Rindu bisa muncul pada setiap manusia untuk apapun dan siapapun. Tentu saja manusia yang memahami perasaannya akan memahami bahwa rindu adalah hal fitrah dan normal yang akan dimiliki. Rindu biasanya dikesankan kepada seseorang yang dicintai atau dimiliki perasaan tertentu.
Perasaan rindu tentunya adalah perasaan yang harus dikelola sebagaimana mengelola perasaan bahagia. Bahagia Menurut Al-Quran juga sangat diperhatikan oleh islam sebagaimana juga mengenai, Tips Hidup Bahagia Menurut Islam, Kunci Rumah Tangga Bahagia agar di dunia manusia bisa termotivasi untuk ibadah.
Apakah islam melarang rindu? Tentunya islam tidak akan melarang sesuatu yang menjadi fitrah asalkan tidak berlebihan dan mengalahkan rasa cinta kepada Allah.
Rindu secara umum merupakan bentuk emosi atau perasaan yang muncul dari manusia. Rindu sendiri muncul karena keinginan untuk bertemu atau kembali pada suatu moment yang terdapat pada waktu atau adanya kehadiran seseorang tertentu.
Perasaan rindu sendiri bisa muncul secara tingkat yang normal yang berarti masih bisa dikendalikan dan akan terlupakan pada sendirinya ketika tidak teringat dan tidak sampai pada perasaan emosional yang berlebih. Akan tetapi, rindu sendiri bisa muncul dan bisa pada emosional yang berlebih. Pada titik tertentu rindu juga bisa menekan dan membuat seseorang depresi jika tidak bisa dikendalikan. Untuk itu, rindu seperti ini sudah pada titik yang tidak wajar dan bisa merusak kesehatan.
Kerinduan akan muncul jika kita memiliki satu ikatan emosional atau pengalaman yang benar-benar membekas pada suatu hal sehingga ketika kita kehilangan atau tidak menemukan sesuatu dengan hal tersebut, kita akan merasa kehilangan. Kerinduan yan tinggi akan muncul jika kita memiliki intensitas yang tinggi terhadap sesuatu itu. Jika tidak, maka kerinduan tersebut akan dirasakan biasa saja.
Kerinduan ini tidak lain selain untuk bertemu dengan orang yang dirindukan. Akan tetapi, jika dipandang dari aspek syariat, rindu merupakan suatu keadaan yang sifatnya qahri (memaksa) dan siapa pun tidak bisa menahan dan mengendalikannya. Secara realitas, kerinduan akan muncul ketika seseorang memiliki suatu ikatan emosional atau memiliki pengalaman yang benar-benar membekas dalam dirinya, sehingga ketika ia merasakan kehilangan atau tidak menemukannya, saat itulah kerinduan akan muncul secara tiba-tiba.
Lebih lanjut Imam Al-Ghazali mengatakan,
اِعْلَمْ أَنَّ مَنْ أَنْكَرَ حَقِيْقَةَ الْمَحَبَّةِ فَلَا بُدَّ أَنْ يُنْكِرَ حَقِيْقَةَ الشَّوْقِ إِذْ لَا يُتَصَوَّرُ الشَّوْقُ إِلَّا إِلَى مَحْبُوْبٍ
Artinya: “Ketahuilah! Sungguh orang-orang yang mengingkari esensi cinta, maka juga seharusnya ingkar pada esensi rindu. Sebab, rindu tidak bisa tergambar kecuali pada orang yang dicinta. (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Marifah, cetakan ketiga: 1998], juz IV, halaman 322).
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa rindu memiliki ruang secara khusus dalam diri manusia. Siapa pun tidak bisa menghindari darinya dan tidak pula bisa memaksa untuk mendatangkannya. Namun yang terpenting, rindu adalah konsekuensi logis dari adanya cinta, tanpanya rindu tidak mungkin bisa ditemukan dalam diri manusia.
Rindu menurut ajaran islam tentu merupakan bagian dari peraaan yang tergolong fitrah. Rindu menurut ajaran islam bukanlah hal yang dilarang apalagi harus ditekan. Akan tetapi, rindu ini juga harus dikelola dan dijaga agar tidak berlebihan. Hal ini dijelaskan dalam beberapa hal berikut.
Tidak Berlebihan
Tidak Sampai Meninggalkan Syariat Islam
Tetap Memanusiakan Manusia
Rindu Akan Sesuatu yang Logis atau Rasional
Tidak Melebihi Rindu Kepada Allah
Mengembangkan rindu yang sesuai dengan islam tentunya sangat diharapkan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita harus banyak menggali ilmu pengetahuan tentang islam, tentang ketuhanan agar rasa rindu tersebut tetap ada dalam diri manusia. Hal ini juga disampaikan dalam surat berikut ini,
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga). (QS Al Imran : 114)Untuk itu, rindu yang diperbolehkan dalam islam misalnya saja merindukan kehidupan yang lebih dan lebih selamat kelak di akhirat. Merindukan dalam islam tentu adalah hal-hal yang mengandung kebaikan. Misalnya saja yang dilarang adalah orang yang telah hijrah tetapi merindukan saat masa dia jahiliah atau masa dimana mereka tidak mengenal kebenaran islam.
Rindu kepada manusia atau selainnya memang mengindahkan, akan tetapi rindu kepada Allah dan Akhirat yang baik tentu harus dimiliki juga oleh manusia. Karena hal tersebut adalah rindu terbaik yang harusnya diberikan. Untuk memunculkan rindu kepada Allah maka hendaklah kita sering membaca ayat-ayat Al-Quran beserta penjelasannya, agar diri kita mengenal dekat dan intensif terhadap Siapa Allah, Al-Quran, dan tentang hari Akhirat.
Oleh karena itu, jangan sampai kita menyimpan kerinduan pada hal yang salah dan bukan pada tempatnya, yang hingga pada akhirnya kita sendiri yang terbelenggu dalam sebuah kerinduan yang salah.
Terkadang rindu yang membelenggu membuat kita semakin serba salah dalam bersikap, kadang kita selalu terlalu hanyut dalam sebuah kerinduan itu yang seharusnya bukan pada tempatnya. padahal sejatinya kita tidak boleh menyimpan dan larut dalam sebuah kerinduan itu. Rindu terhadap manusia itu hanya sebuah perasaan yang bukan semestinya dan tak seharusnya kita terbuai kedalamnya. Namun yang harus kita lakukan saat ini hanyalah bagaimana kita selalu dekat dengan Allah dengan selalu melantunkan ayat-ayatnya dan menyebut asmanya, itu adalah salah satu cara untuk mengobati kerinduan kita.